Raja kemudian mengumumkan sayembara ke seluruh penjuru kerajaan mengenai pencarian buah emas tersebut. Barang siapa bisa menemukan buah jeruk emas tersebut maka, raja akan memberinya hadiah yg banyak.
Rakyat di seluruh penjuru kerajaan menjadi heboh dengan sayembara tersebut. Mereka merasa tertarik untuk mengikuti sayembara alasannya ialah dijanjikan mendapat hadiah dari raja. Namun, rakyat juga merasa kebingungan harus kemana mencari buah jeruk emas tersebut.
Adalah Pak Sikir, seorang yg mengsaya mempunyai kesaktian dan bisa mendapat buah jeruk emas. Pak Sikir pun menghadap raja. Sesudah mendapat restu, ia kemudian pergi untuk mencari buah jeruk emas. Karena kesaktiannya, tanpa waktu cukup usang Pak Sikir berhasil mendapat buah jeruk emas. Buah tersebut ia masukkan ke dalam bsayal besar yg ia bawa. Pak Sikir merasa amat bahagia memikirkan hadiah-hadiah yg akan diterimanya dari raja. Di tengah perjalanan menuju istana raja, Pak Sikir bertemu dengan seorang tua.
“Apa yg Engkau bawa dalam bsayalmu itu?” tanya orang renta tersebut.
“Oh, ini hanyalah pasir.” jawab Pak Sikir berbohong.
“Oh begitu.” kata pak renta sambil menganggukkan kepalnya. “Baiklah. Teruskan perjalananmu.” kata pak renta lagi.
Setibanya di istana raja, Pak Sikir pun menghadap raja untuk menyerahkan buah jeruk emas yg ia dapatkan. Namun betapa terkejutnya Pak Sikir, alasannya ialah di dalam bsayal besarnya hanya terdapat pasir. Raja sangat murka alasannya ialah merasa dibohongi Pak Sikir.
Kemudian menghadap orang lain kepada raja untuk memberikan kesanggupannya mendapat buah jeruk emas. Iapun pergi mencari dan berhasil mendapat buah jeruk emas. Di tengah perjalanan pulang, ia bertemu pak renta yg menanyakan benda apa yg dibawanya. Iapun berbohong, menyerupai Pak Sikir, dengan menyampaikan bahwa yg dibawanya hanyalah batu-bata. Ajaib, jeruk emas yg dibawanya itu bermetamorfosis batu-bata. Lagi-lagi raja dibentuk murka alasannya ialah kegagalan mendapat jeruk emas. Kemudian tiba orang lain lagi menyggupi mendapat buah jeruk emas dan ia berhasil mendapatkannya, tetapi disayainya kepada pak renta bahwa yg dibawanya ialah kerikil, maka berubahlah jeruk emas tersebut menjadi kerikil. Demikian bencana ini terus terjadi berulang-ulang. Raja merasa frustasi dan menggangap tidak ada rakyatnya yg bisa mendapat jeruk emas.
Lalu tiba seorang buyung berjulukan Ki Jaka Meleng, anak mbok randa Meleng menghadap raja untuk memberikan kesanggunpannya mendapat jeruk emas. Raja yg sudah merasa patah arang tidak percaya kepadanya. Tapi si buyung tetap memaksa raja untuk merestuinya mencari buah jeruk emas. Raja alhasil merestui dengan syarat bila ia gagal mendapat jeruk emas, maka kepalanya akan dipenggal. Si buyung setuju. Ki Jaka kemudian pergi mencari jeruk emas dan alhasil berhasil mendapatkannya. Di tengah perjalanan, seorang renta menanyakan apa gerangan yg dibawanya. Ki Jaka menjawab dengan jujur bahwa yg dibawanya ialah buah jeruk emas ajakan raja. Pak Tua mengganggukkan kepala dan berkata “Berhati-hatilah nak, kalau-kalau buah itu dicuri orang”.
Setibanya di kerajaan, Ki Jaka menyerahkan buah jeruk emas kepada raja. Tentu saja raja merasa bangga si buyung berhasil menjalankan tugasnya untuk menyecukup lamatkan kerajaan dari wabah. Raja alhasil memenuhi janjinya dengan memperlihatkan hadiah-hadiah, bahkan memperlihatkan jabatan bupati kepada Ki Jaka. Demikianlah cerita rakyat Jawa Timur mengenai buah jeruk emas.
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
- Inu Kertapati
- Asal Usul Kota Banyuwangi
- Keong Emas
- Damar Wulan Dan Menakjingga
- Cindelaras
- Joko Dolog
- Asal Usul Nama Surabaya
- Aryo Menak
- Burung Gagak yg sombong
- Buah Jeruk Emas
- Asal Mula Ayam Hutan
- Orang desa Tingan dihentikan berjodohan dengan orang desa Kapal
- Kyai Bonten dan Ki Jalono
- Irapati dan Seekor Buaya
- Orang Desa Tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
- Asal Mula Kata Babah
- Asal Mula Pohon Jati Besar-Besar
- Burung Gelatik dan Burung Betet
- Asal mula mengapa sungai berkelok-kelok
- Sandhekala
- Hai hai aku sudah tahu
- Pak Mendong dan Mbok Mendong
- Paduan Nama yg Baik
- Benda Ajaibnya Kucing
- Menantu Pak Kyai