Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, Sang Raja memutuskan untuk bersemayam ke Gunung Ledang di dikala anak-anaknya masih kecil. Sepeninggal ayahandanya, ibunda Sutan Pangaduan, yaitu Puti Andam Dewi, berbisnis dipersunting oleh Rajo Unggeh Layg seorang raja yg berkuasa di negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Puti Andam Dewi menolak pinangan Rajo Unggeh Layg. Akibatnya, Rajo Unggeh Layg murka dan menculik Puti Andam Dewi dan membawanya ke sebuah bukit.
Sementara itu Sutan Lembak Tuah sebagai anak paling tua, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya, walaupun dikala itu usia Sutan Lembak Tuah masih anak-anak. Sifat Sutan Lembak Tuah sendiri cenderung manja dan kekanak-kanakan. Kelak dikala berkuasa nanti ia akan bertindak semena-mena terhadap rakyatnya. Meski setips susila Sutan Pangaduan yaitu putra mahkota yg sah, namun ibunda Sutan Lembak Tuah sangat berambisi supaya puteranya menjadi raja. Ia mencari segala tips supaya tujuannya tercapai. Sutan Pangaduan yg masih kecil kemudian dibawa dan diasuh oleh nenek dan kakak sepupunya. Kakak sepupunya itu (dari pihak ibu) yaitu seorang jagoan di Kuala Pantai Cermin.
Beranjak cukup umur di bawah pengasuhan nenek dan kakak sepupunya, Sutan Pangaduan tumbuh menjadi anak tangkas lagi bijaksana. Ia unggul dalam hal ilmu kebatinan, kesaktian dan kebijaksanaan. Saat berusia 10 tahun Sutan Pangaduan didatangi ayahandanya yg bersemayam di Gunung Ledang setips batin. Ayahnya memberi kiprah kepada Sutan Pangaduan untuk membebaskan ibunya dari tawanan Rajo Unggeh Layg. Dalam menjalankan kiprah ini, ayahnya meminta supaya ia berafiliasi dengan kakaknya Sutan Lembak Tuah yg tinggal di istana.
Menemui Sutan Lembak Tuah
Maka pergilah Sutan Pangaduan dari Kuala Pantai Cermin ke istana di Kampung Dalam, Pariaman untuk menemui kakaknya Sutan Lembak Tuah. Nenek dan kakak sepupunya membekali Sutan Pangaduan dengan senjata keramat. Di perjalanan, pakaian aristokrat yg dikenakan Sutan Pangaduan menggoda seorang penipu. Saat Sutan Pangaduan tengah memetik setangkai kembang, si penipu mendekatinya dan membual bahwa bunga tersebut yaitu Kembang Bunga Larangan yg terlarang untuk dipetik. Sebagai hukumannya, Sutan harus menukarkan pakaian bangsawannya dengan pakaian compang-camping milik si penipu. Dengan lugunya Sutan Pangaduan menuruti begitu saja ajakan si penipu.
Sutan Pangaduan melanjutkan perjalanan ke Kampung Dalam dengan pakaian compang-camping. Akhirnya hingga juga Sutan Pangaduan di istana Kampung Dalam, Pariaman. Sutan Lembak Tuah sangat terkejut melihat seorang anak compang-camping dengan wajah sangat seakan-akan dengan dirinya, tiba ke istana. Karena sudah cukup usang tidak bertemu sedari kecil, Sutan Lembak Tuah lupa dengan wajah Sutan Pangaduan, saudaranya sendiri. Tetapi ibu Sutan Lembak Tuah sadar bahwa anak kecil di hadapannya yaitu Sutan Pangaduan.
Merasa Khawatir tahta raja anaknya terancam, ia kemudian menyuruh Sutan Lembak Tuah untuk mengusir Sutan Pangaduan. Akhirnya terjadilah perkelahian antara keduanya. Namun dengan gampang Sutan Pangaduan mengalahkan Sutan Lembak Tuah. Pada dikala itulah, Sutan Pangaduan mengucapkan kata kunci yg diajarkan ayahnya dikala mendatanginya setips batin. Mendengar kata kunci tersebut, sadarlah Sutan Lembak Tuah bahwa anak di hadapannya yaitu saudaranya sendiri. Karena ayahandanya mendatangi Sutan Lembak Tuah setips batin bahwa Sutan Pangaduan akan mendatanginya dengan mengucapkan kata kunci.
Tugas dari Ayahanda untuk membebaskan Ibunda
Akhirnya Sutan Lembak Tuah meminta izin kepada ibunya untuk menemani Sutan Pangaduan dalam rangka membebaskan Puti Andam Dewi dari tawanan Rajo Unggeh Layg. Dengan berat hati balasannya ibunya mengizinkan putranya pergi bersama Sutan Pangaduan untuk memerangi Rajo Unggeh Layg alasannya yaitu itu yaitu perintah ayahandanya di Gunung Ledang.
Tapi ternyata ibunda Sutan Lembak Tuah rahasia mempunyai rencana jahat ingin meracuni Sutan Pangaduan supaya jabatan raja anaknya tidak terganggu. Tapi rencana tersebut terbongkar yg mem.buatnya mendapat eksekusi kurungan di istana. Meski merasa duka dengan kondisi ibundanya, tapi Sutan Lembah Tuah tetap pergi menemani Sutan Pangaduan untuk memerangi Rajo Unggeh Layg.
Berperang dengan Rajo Unggeh Layg
Setibanya di bukit daerah Puti Andam Dewi ditawan, kedua pangeran terlibat perkelahian sengit dengan ribuan penjaga bukit itu. Karena jumlah penjaga Rajo Unggeh Layg terlampau banyak, balasannya kedua kakak beradik ini berhasil diringkus oleh musuh.
Ayahanda Sutan Pangaduan mengetahui bahwa kedua putranya dikalahkan oleh Rajo Unggeh Layg. Akhirnya ia mendatangai putrinya yaitu Puti Sari Makah setips batin dan memberitahunya supaya membantu kedua saudaranya.
Puti Sari Makah segera meminta pemberian kepada kakak sepupu Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah dari ayahandanya kakak sepupu sultan dari Puti Andam Dewi. Pergilah mereka bertiga ke bukit daerah Puti Andam Dewi ditawan. Ketiganya yaitu jagoan perempuan yg sangat sakti. Putri Sari Makah mempunyai kemampuan untuk mengendalikan air sedangkan kedua sepupu Sutan Pangaduan masing-masing mempunyai kemampuan untuk mengendalikan angin dan suara.
Dengan perpaduan keahlian masing-masing, mereka berhasil membuat angin ribut yg menaikkan air maritim hingga ke atas bukit sehingga menyapu para pengawal Rajo Unggeh. Akhirnya mereka bertiga membebaskan Puti Andam Dewi dan kedua saudaranya Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah dengan mudah.
Ditipu Gadis Kecil
Adalah seorang gadis kecil mempengaruhi Sutan Pangaduan. Si gadis kecil meminta Sutan supaya membawa dirinya dan dengan alasan tsayat hanyut terbawa badai. Kedua kakak Sutan melarangnya untuk membawa gadis kecil tersebut alasannya yaitu mereka mengetahui bahwa gadis kecil tersebut yaitu adik Rajo Unggeh Layg. Namun Sutan Pangaduan tidak mendengarkan nasehat kedua kakaknya dengan tetap membawa dan si gadis kecil.
Karena sudah berhasil menyecukup lamatkan Puti Andam Dewi, balasannya mereka berpisah. Sutan Pangaduan, kakak sepupunya dan ibunya, kembali ke Kampung Dalam. Sutan Lembak Tuah kembali ke kerajaan Kampung Dalam, Pariaman. Sementara Puti Sari Makah kembali ke Makkah.
Singkat cerita, Sutan Pangaduan sudah beranjak cukup umur dan menikah dengan putri raja negeri tetangga. Sutan kemudian diangkat menjadi raja di negeri tersebut. Tanpa disadarinya, gadis kecil yg ia secukup lamatkan, ternyata secukup usang ini sudah meracuninya bertahap sehingga kesaktiannya perlahan berkurang. Atas tipu tipu daya si gadis kecil itu pula, Puti Andam Dewi kembali diculik oleh Rajo Unggeh Layg.
Puti Andam Dewi kembali Diculik
Dengan tingkat kesaktian yg sudah berkurang dan kondisi istrinya yg tengah hamil, Sutan Pangaduan terpaksa meninggalkan istrinya dan kerajaan demi menyecukup lamatkan ibunya. Istri Sutan merelakan kepergian suaminya demi menyecukup lamatkan ibu mertuanya.
Maka pergilah Sutan Pangaduan dengan kakaknya Sutan Lembak Tuah menuju negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Namun alasannya yaitu kesaktian Sutan Pangaduan sudah berkurang, maka kedua kakak beradik tersebut sanggup dengan gampang dilumpuhkan musuh. Keduanya balasannya ditawan dengan dirantai oleh musuh.
Dengan sisa-sisa kesaktian yg dimiliki, pada suatu malam bulan purnama yg terang, Sutan Pangaduan menghentakkan kakinya untuk memutus rantai yg mengikatnya. Walau rantai pengikat tidak berhasil terputus, namun bunyi hentakan kaki tersebut menggelegar bagaikan petir dan terdengar hingga kejauhan. Goncangan tersebut yaitu menunjukan bahwa anak Sutan Pangaduan sudah lahir ke dunia. Kelak anak Sutan Pangaduan akan menuntut balas untuk membebaskan ayah dan neneknya.
Referensi:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/message/98177
Jika anda menyukai kisah rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
Jika anda menyukai kisah rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya: