Berikut dongeng Si Kancil dan Ayam Merak yg sombong. Di suatu siang yg cerah, Si Kancil tengah beristirahat dengan tidur-tiduran di bawah sebuah pohon rindang. Rupanya setelah Si Kancil mencuri timun Pak Tani, perutnya kekenygan. Dari kejauhan nampak seekor burung merak mendatangi Si Kancil sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Si Ayam Merak tiba dengan membentangkan ekor besarnya yg indah dan berwarna cantik. Si Kancil merasa tidak bahagia dengan kehadiran Si Burung Merak. Warga hutan mengenal Si Burung Merak sebagai seekor burung sombong. Si Ayam Merak bahagia sekali memamerkan ekor indahnya pada warga hutan.
“Hai Kancil, engkau lihatlah ekor cantikku. Tidakkah engkau terpesona dengan keindahannya.” kata Si Burung Merak dengan sombongnya sambil sesekali mengibas-ngibaskan ekornya biar diperhatikan.
“Ah tidak. Ekormu biasa saja. Tak ada bedanya dengan ekor ayam-ayam lain.” jawab Si Kancil hirau tak acuh.
“Jangan sembarangan kau Kancil, semua teman-teman di hutan mengagumi ekor indahku ini. Engkau hanya tak mau mengsayainya Kancil.” kata Si Ayam Merak dengan sedikit rasa kesal alasannya yakni diremehkan Si Kancil.
Si Kancil mulai merasa terganggu istirahatnya oleh Si Merak cerewet. “Ya ya ya benar, ekormu sangat besar & sangat indah hai Merak. Semua penghuni hutan mengsayainya. Tapi aku sarankan engkau berhati-hatilah hai Merak, alasannya yakni kemarin siang banyak para pemburu lewat di sekitar sini mencari seekor merak berekor indah untuk dipotong kemudian dijual.” kata Si Kancil.
“Jangan bercanda kau Kancil! Mana ada pemburu mau dengan Merak.” kata Si Merak mulai gugup.
“Manusia menginginkan ekor indahmu itu untuk dijadikan komplemen hai Merak! Harga ekormu mahal!. Sebaiknya engkau lari bersembunyi ke dalam hutan biar insan tidak bis,a menemukanmu.” kata Si Kancil.
Mendengar perkataan Si Kancil, Si Ayam Merak sombong segera lari tunggang langgang meninggalkan Si Kancil. Ia lari cepat masuk ke dalam hutan biar tidak bis,a ditemukan oleh para pemburu.
Melihat Si Ayam Merak sombong lari terbirit-birit, Si Kancil tertawa terbahak-bahak hingga berguling-guling di tanah. Si Kancil alhasil bis,a melanjutkan istirahat siangnya tanpa gangguan Si Ayam Merak.
Referensi:
- Purnomo, S.Pd, Hadi. 2013. Kumpulan . Yogyakarta: Tugu Publisher.
- Sukmawan. Sony. Representasi Budaya Jawa Dalam Dongeng Si Kancil (Sebuah Kajian budaya).
Jika anda menyukai cerita Si Kancil ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga Dongeng Si Kancil lainnya:
- Kancil mencuri timun
- Kancil menipu buaya
- Cerita kancil dan harimau
- Kancil dan sapi
- Dongeng kancil dan siput
- Dongeng Si kancil dan ayam merak
- Si Kancil dan kerbau dungu