Cerita Dongeng Si Kancil Dan Kerbau Dungu

 Saat itu ia sangat ingin memakan buah ketimun yummy di ladang Pak Tani Cerita Dongeng Si Kancil Dan Kerbau Dungu
Berikut dongeng Si Kancil dan Kerbau Dungu. Di suatu pagi, Si Kancil merasa perutnya lapar. Saat itu ia sangat ingin memakan buah ketimun yummy di ladang Pak Tani. Tapi Ia tsayat tertangkap oleh Pak Tani. Jika hingga tertangkap lagi, Pak Tani niscaya akan menghukumnya dengan menjadikannya sebagai sate. Namun alasannya ialah sudah merasa lapar, Si Kancil kesannya pergi ke ladang ketimun Pak Tani. Ia mengendap-endap menunggu kesempatan untuk mencuri timun, namun tidak berani alasannya ialah Pak Tani selalu menjaga ladangnya. Akhirnya Si Kancil menyerah, Ia pun pergi meninggalkan ladang Pak Tani.

Kancil Bertemu Sapi

Saat pergi meninggalkan kebun Pak Tani, Si Kancil bertemu seekor sapi tengah memakan rumput. “Hai sapi! Kamu lagi makan siang sapi!.” kata Si Kancil pada sapi.

“Iya Cil. Mari makanlah rumput bersamsaya.” jawab sapi.

“Ah kau ada-ada saja sapi. Aku kan tidak makan rumput. Aku mau makan ketimun, kau mau ketimun tidak hai Sapi?” kata Si kancil lagi.

“Oh mau mau. Mana ketimunnya Cil?” kata sapi.

“Itu banyak ketimun di ladang Pak Tani. Mari kita ambil timun Pak Tani.” ajak Kancil.

“Ah tidak. Kalau timun Pak Tani aku tak mau. Pak Tani sudah susah payah menanamnya. Kalau tertangkap mencuri, Pak Tani bis,a marah.” Sapi menolak permintaan Kancil.

Kancil Bertemu Kambing

Si Kancil kemudian pergi meninggalkan sapi makan rumput. Belum cukup usang berjalan, Kancil bertemu kambing tengah makan daun. “Kau lahap sekali makan daun hai Kambing!” seru Kancil pada kambing.

“Oh itu kau Kancil. Marilah makan daun bersamsaya.” ajak Kambing.

“Aku tidak makan daun hai Kambing, tapi ketimun. Kamu mau makan ketimun yummy hai Kambing? Ayo kita ambil ketimun milik Pak Tani di ladang. Kalau cuma ambil sedikit kan tidak apa-apa.” kata Kancil.

“Ah aku tidak mau ambil timun Pak Tani, Kancil. Pak Tani menanam ketimun tersebut untuk dijual ke pasar. Uang hasil penjualan dipakai Pak Tani untuk membiayai keluarganya Cil.” jawab Kambing.

“Ya sudah aku pergi sendiri saja.” kata Si Kancil seraya pergi meninggalkan Kambing.

Kancil Bertemu Kerbau

Kancil kemudian berjalan mencari sobat lain untuk diajak mencuri ketimun Pak Tani. Ia sangat khawatir kalau mencuri sendirian akan kembali tertangkap oleh Pak Tani. Ia tidak mau dipenggal kepalanya kemudian dijadikan sate oleh Pak Tani.

Sampailah Kancil di suatu kubangan lumpur. Ia melihat seekor kerbau tengah mandi di kubangan lumpur. Pada siang terik, kerbau memang bahagia berkubang di kubangan lumpur. “Hai kerbau! Sedang apa kau di kubangan lumpur? Tubuhmu kan jadi kotor hai Kerbau?” tanya Kancil.

“Aku sedang mandi lumpur Kancil. Saat siang panas sekali jadi aku mandi di kubangan. Tak apa-apa tubuhku kotor, yg penting tidak kepanasan. Mari Kancil mandi di kubangan.” kata Kerbau.

“Ah tidak mau. Tubuhku nanti kotor. Ngomong-ngomong, siang hari ini kau sudah makan belum Kerbau? Kalau belum, mari kita mengambil ketimun Pak Tani di ladang. Ketimun milik Pak Tani sangat yummy loh.” ajak Si Kancil.

“Aku tsayat mengambil ketimun Pak Tani, Cil!” kata kerbau.

“Iya aku tahu. Tapi kita kan hanya mengambil beberapa buah saja Kerbau! Kalau kau tsayat, biar aku saja yg memetik buah-buah ketimun itu. Kamu hanya berjalan saja ke ladang Pak Tani bersamsaya. Bagaimana mau?” Kancil membujuk Kerbau.

“Baiklah. Tapi ingat ya, kau yg memetik buah ketimun itu Cil. Aku hanya berjalan menemanimu saja ke ladang Pak Tani.” kata Kerbau.

Si Kancil dan Kerbau Dungu tersebut kemudian berjalan beriringan menuju ladang Pak Tani. Saat itu Pak Tani tengah membersihkan ladangnya. Kancil dengan cerdiknya berjalan di balik badan besar kerbau sehingga tidak terlihat Pak Tani. Sedangkan Pak Tani tidak curiga sedikitpun melihat kerbau melintas di ladangnya, alasannya ialah kerbau tidak pernah mencuri ketimun miliknya. Ketika Pak Tani lengah, Si Kancil dengan cekatan mengambil ketimun-ketimun milik Pak Tani. Kancil & Kerbau dungu kemudian segera pergi ke daerah sepi untuk menikmati ketimun-ketimun segar tersebut.

“Kamu pintar sekali Kancil. Pak Tani tidak curiga sedikitpun melihat aku berjalan di ladangnya.” kata Kerbau sambil memakan ketimun.

Keesokan harinya Si Kancil & Kerbau kembali mengulangi perbuatannya mencuri ketimun Pak Tani. Berbeda dengan hari kemarin, kali ini Pak Tani merasa curiga melihat kerbau terus menerus berlalu-lalang di ladangnya. Pak Tani kemudian menyidik ketimun-ketimun miliknya yg sebentar lagi akan dipanen. Betapa kagetnya Pak Tani begitu mengetahui bahwa ketimun-ketimun berukuran besar miliknya banyak hilang. “Kurang ajar! Kenapa ketimun-ketimun besarku banyak hilang? Jangan-jangan dicuri oleh Kerbau. Awas kau Kerbau!” gumam Pak Tani sangat marah.

Keesokan harinya Pak Tani kembali berjaga di ladang. Ia sudah menyiapkan tambang & pecut untuk menangkap pencuri ketimunnya. Beberapa ketika kemudian, Pak Tani melihat kerbau berjalan mondar-mandir di ladangnya. Pak Tani mendekati kerbau setips perlahan.

Kerbau mengetahui dirinya didekati oleh Pak Tani merasa panik. “Kancil! Pak Tani mendekati kita. Bagaimana Kancil?” kata kerbau cemas.

“Tenang saja kau Kerbau. Engkau pegang dulu ketimun bagianmu. Aku akan menyembunyikan ketimun bagianku di sana.” kata Si Kancil seraya belari kencang meninggalkan Kerbau sendirian.

Sesudah berada di bersahabat kerbau, Pak Tani kemudian melemparkan tambang ke arah kepala kerbau kemudian eksklusif mengikatnya. “Oh tenyata kau pencuri ketimunku hai Kerbau?” teriak Pak Tani.

“Bu... bu... bukan aku pencurinya..., tapi Si Kancil.” kata Kerbau ketsayatan.

“Buktinya itu apa? Engkau memegang ketimun milikku? Si Kancil sudah tidak berani mencuri di ladangku hai Kerbau! Beberapa hari terakhir aku sering melihatmu hilir-mudik di ladangku. Sebagai eksekusi dari perbuatanmu, mulai kini engkau harus membajak sawahku.” teriak Pak Tani Marah.

“Baik, oke Pak Tani. Aku mau membajak sawah milikmu.” kata Kerbau.

Pak Tani memegang erat tambang pengikat kepala kerbau semoga tidak lari. Sejak ketika itu kerbau bekerja membajak sawah Pak Tani.

Referensi:
  1. Purnomo, S.Pd, Hadi. 2013. Kumpulan . Yogyakarta: Tugu Publisher.
  2. Sukmawan. Sony. Representasi Budaya Jawa Dalam Dongeng Si Kancil (Sebuah Kajian budaya).
Jika anda menyukai cerita Si Kancil ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga Dongeng Si Kancil lainnya: 
  1. Kancil mencuri timun
  2. Kancil menipu buaya
  3. Cerita kancil dan harimau
  4. Kancil dan sapi
  5. Dongeng kancil dan siput
  6. Dongeng Si kancil dan ayam merak
  7. Si Kancil dan kerbau dungu

Subscribe to receive free email updates: