Cerita La Moelu Si Anak Yatim, Dongeng Sulawesi Tenggara

 di tempat Sulawesi Tenggara hidup seorang anak yatim berjulukan La Moelu Cerita La Moelu Si Anak Yatim, Cerita Sulawesi Tenggara
La Moelu merupakan La Moelu. Hingga pada suatu hari, ada tiga orang tetangga La Moelu mengetahui kebiasaannya. Muncullah niat jelek dari ketiganya. Mereka hendak menangkap Jinnade & memakannya.

Jinnade Tewas Dibunuh

Suatu pagi, ketiga orang tersebut pergi ke laut. Mereka kemudian memanggil-manggil Jinnade. Mendengar namanya dipanggil, Jinnade segera muncul ke permukaan laut. Namun Jinnade kaget sebab yg memanggil ternyata bukan La Moelu. Ketiga orang tersebut melempar Jinnade dengan tombak sampai tewas. Kemudian mereka mengambilnya untuk dimasak.

Siang harinya, menyerupai biasa La Moelu pergi ke maritim & memanggil-manggil Jinnade, namun Jinnade tidak muncul ke permukaan. Ia merasa heran. Ia kesannya pulang ke rumah & menceritakan hal itu pada ayahnya.

“Tenanglah, mungkin Jinnade sudah menemukan teman-temannya di maritim sana.” ayahnya berbisnis menenangkannya.

Sore harinya, La Moelu berjalan-jalan ke perkampungan bertemu teman-temannya. Ia mendapati teman-temannya tengah memasak ikan besar. Ia merasa curiga, kemudian bertanya pada teman-temannya, dari mana mereka mendapat ikan itu. Awalnya teman-temannya itu mengarang kisah bahwa ikan tersebut diambil di sungai, namun setelah didesak kesannya mereka mengsayai bahwa itu ialah Jinnade.

Tumbuh Pohon Ajaib Di Atas Kuburan Jinnade

La Moelu merasa murka & murung dengan kelsayaan teman-temannya namun tidak bis,a berbuat apa-apa. Ia kemudian mengambil tulang-belulang Jinnade untuk dikuburkan di hacukup laman rumahnya. Ayahnya berbisnis menabahkan hati anaknya.

Keesokan paginya, dikala ia hendak pergi memancing, ia kaget mendapati sebuah pohon tumbuh di atas kuburan Jinnade. Anehnya lagi, pohon itu berbatang emas, berdaun perak, berbunga intan dan berbuah berlian. Semakin hari flora tersebut semakin besar. La Moelu & ayahnya mulai menjual ranting, buah, daun dan bunga pohon itu sehingga mereka menjadi kaya raya. Meskipun sudah menjadi orang kaya raya, namun mereka tetap bersikap rendah hati. Mereka bahagia menolong tetangga-tetangganya.

Referensi:

  1. Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
  2. Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Jika anda menyukai kisah rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sulawesi Tenggara lainnya: 
  1. Kisah Kera dan Ayam
  2. La Moelu Si Anak Yatim 
  3. Gunung Mekongga

Subscribe to receive free email updates: