Bawang Merah-Bawang Putih merupakan cerita rakyat Riau. Bawang Merah-Bawang Putih merupakan kisah klasik bagi masyarakat Indonesia, menceritakan perihal dua orang anak gadis berjulukan Bawang Merah & Bawang Putih.
Konon, dahulu kala di sebuah desa, hidup seorang anak gadis berjulukan Bawang Putih tinggal bersama ayahnya. Ibu Bawang Putih sudah meninggal dunia setelah menderita sakit keras. Tidak jauh dari rumah mereka, tinggal seorang janda yg mempunyai seorang anak gadis berjulukan Bawang Merah.
Alkisah, setelah ibu Bawang Putih meninggal, Bawang Merah bedan ibunya sering berkunjung ke rumah Bawang Putih. Karena sering bertemu, ayah Bawang Putih dan ibu Bawang Merah saling jatuh cinta. Mereka berdua kesannya tetapkan menikah. Mereka kemudian tinggal satu rumah hidup berbahagia sebagai sebuah keluarga.
Malang bagi Bawang Putih, kebahagiaan tersebut tidak berlangsung cukup lama. Ayahnya meninggal dunia sebab sakit. Sesudah ayahnya tiada, perilaku Bawang Merah & ibunya berubah drastis. Mereka berdua selalu menyuruh Bawang Putih melsayakan pekerjaan rumah. Tiap hari Bawang Putih bertugas mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sementara Bawang Merah dan ibunya kerjanya hanya bermalas-malasan.
Suatu hari, Bawang Putih tengah mencuci pakaian di sebuah sungai di akrab rumah. Karena terlalu banyak pakaian yg ia cuci, Bawang Putih tidak menyadari ada sebuah pakaian milik ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai. Sesampainya di rumah, sang ibu memarahi keteledorannya. Ia meminta Bawang Putih untuk mencari pakaiannya hingga ketemu.
"Kamu memang anak kolot Bawang Putih! Kau cari sana pakaianku! Jangan pulang bila belum sanggup menemukannya!" sang ibu memarahinya.
"Maaf ibu, aku tidak tahu kalau ada pakaian yg hanyut. Aku akan mencarinya segera." kata Bawang Putih.
Bawang Putih Bertemu Nenek Tua
Bawang Putih segera pergi menyusuri sungai mencari pakaian ibu tirinya. Hari sudah menjelang petang, kesana-kemari ia mencari tapi tidak kunjung menemukan pakaian ibu tirinya. Sampai di suatu tempat, Bawang Putih melihat sebuah gubuk bau tanah ditinggali oleh seorang nenek tua. Nenek tersebut terlihat tengah mengumpulkan kayu bakar. Bawang Putih kemudian mendekati si nenek bau tanah untuk menanyakan arah jalan.
"Maaf Nek mengganggu. Nama aku Bawang Putih. Saya tersesat setelah sehari penuh mencari pakaian ibu aku yg hilang terbawa arus sungai." kata Bawang Putih.
"Oh sedang mencari pakaian rupanya kamu Nak? Apa pakaiannya berwarna merah?" tanya nenek tua.
"Iya betul Nek, pakaian ibu aku berwarna merah. Bagaimana nenek tahu?" tanya Bawang Putih.
"Pakaian itu tersangkut di depan rumah Nenek. Sini masuk ke rumah, Nenek ambilkan pakaiannya." nenek bau tanah mengajak Bawang Putih masuk ke dalam rumah.
Sesudah menyerahkan pakaian, nenek tersebut meminta Bawang Putih untuk tinggal di rumahnya secukup usang satu ahad menemaninya, sebab sang nenek sudah cukup usang tinggal sendirian. Bawang Putih menyggupi ajakan nenek tua.
Bawang Merah-Bawang Putih Mendapat Labu
Secukup usang satu ahad Bawang Putih tinggal di rumah nenek sambil membantu pekerjaan rumah. Mulai dari mencuci pakaian, membersihkan rumah, memasak hingga mencari kayu bakar. Bawang Putih melsayakannya dengan ikhlas. Si Nenek merasa sangat menyaygi Bawang Putih. Sesudah satu minggu, Bawang Putih pun pamit pulang ke rumahnya. Sang nenek mengucapkan terima kasih kepada Bawang Putih. Ia menawarkan hadiah buah labu. Nenek bau tanah membuktikan dua buah labu, satu labu berukuran besar, sedang satu lagi labu berukuran kecil. Sang nenek meminta Bawang Putih membawa pulang salah satu labu. Sesudah mengucapkan terima kasih, Bawang Putih kemudian pulang membawa labu berukuran kecil. Bawang Putih beralasan lebih gampang membawanya.
Sesudah tiba di rumah, Bawang Putih menyerahkan pakaian pada ibu tirinya seraya menjelaskan bahwa ia tinggal secukup usang satu ahad di rumah seorang nenek. Ia kemudian pergi ke dapur untuk membelah labu yg ia bawa. Alangkah terkejutnya Bawang Putih, ternyata labu tersebut berisi embel-embel emas permata.
"Ya ampun..apa ini? Kenapa labu ini berisi embel-embel emas permata?" Bawang Putih berteriak kaget.
Bawang Merah bedan ibunya segera pergi ke dapur ingin mengetahui apa yg terjadi.
"Ya ampun embel-embel emas permata! Inikah labu pertolongan nenek bau tanah itu hai Bawang Putih?" tanya ibu tirinya.
"Iya bu, ini hadiah dari nenek." kata Bawang Putih.
Ibu tirinya kemudian mempunyai wangsit untuk mendatangi rumah nenek tua. Ia berencana tinggal disana secukup usang satu minggu, tujuannya semoga bis,a mendapat hadiah labu berisi emas permata. Mereka berdua kemudian pergi menyusuri sungai dan berhasil menemukan rumah nenek tua. Nenek bau tanah pun menyambut mereka dengan baik. Nenek bau tanah meminta mereka tinggal di rumahnya secukup usang satu minggu.
Tidak menyerupai Bawang Putih yg rajin membantu pekerjaan sang nenek, Bawang Merah tiap hari kerjanya hanya bermalas-malasan. Satu ahad berlalu, Bawang Merah bedan ibunya kemudian pamit pulang. Sebelum pulang, nenek bau tanah menawarkan pilihan hadiah berupa sebuah labu berukuran besar sedang satu lagi sebuah labu berukuran kecil. Bawang Merah & ibunya tanpa pikir panjang menentukan labu berukuran besar.
Diliputi kegembiraan, Bawang Merah dan ibunya segera pulang ke rumah, tidak sabar untuk membelah labu hadiah nenek tua. Di dapur, Bawang Merah segera membelah labu tersebut memakai pisau. Bawang Merah berharap mendapat emas permata lebih banyak dari Bawang Putih. Tapi alangkah kagetnya mereka berdua, ternyata di dalam labu tersebut muncul seekor ular berbis,a. Ular tersebut menggigit Bawang Merah dan ibunya hingga tewas. Begitulah nasib ibu dan anak yg mempunyai sifat culas lagi serakah berakhir mengenaskan.
Referensi:
Referensi:
- Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
- Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Riau lainnya:
- Si Lancang
- Bawang Merah Bawang Putih