Berikut dongeng Si Kancil yg menceritakan kisah Si Kancil Dan Sapi. Cerita ihwal seekor buaya yg menggigit sapi tapi sapi berhasil meloloskan diri dari buaya berkat budi kancil.
Di hutan terdapat suatu padang rumput luas, dihuni oleh keluarga Sapi. Mereka mempunyai seekor anak sapi yg tengah beranjak dewasa. Anak sapi mempunyai rasa ingin tahu sangat besar. Suatu ketika anak sapi melihat sebuah sungai. Ia meminta izin ibunya untuk berjalan-jalan.
"Ibu, aku mau berjalan-jalan di sekitar sungai. Boleh kan bu?" tanya Anak Sapi.
"Boleh anakku, tapi kamu harus berhati-hati. Banyak buaya di sungai. Kau jangan gampang percaya buaya nak." ibunya menasehati.
Anak Sapi dengan riang segera pergi menuju sungai untuk bermain. Ia sangat bahagia melihat ikan-ikan kecil berenang kesana-kemari di sungai. Tiba-tiba saja ia mendengar teriakan minta tolong yg ternyata seekor buaya. Pak Buaya terhimpit oleh sebuah pohon besar yg tumbang. Anak Sapi teringat akan nasehat ibunya biar berhati-hati dengan buaya.
"Tolong aku hai sapi yg baik." kata Pak Buaya.
"Ada apa Pak Buaya? Kenapa tubuhmu terhimpit pohon tumbang?" tanya Anak Sapi.
"Pada ketika terjadi gempa bumi, tak kusadari ada sebuah pohon besar di dekatku yg tumbang. Makara aku terhimpit pohon. Tolong lepaskan aku Anak Sapi baik." Pak Buaya memelas meminta tolong.
"Aku tak mau menolongmu, alasannya kalau engkau terlepas dari pohon itu engkau niscaya akan memakanku." Anak Sapi menolak menolong Pak Buaya.
"Jika engkau tak menolongku kini aku niscaya akan mati, jadi aku berjanji tak akan memakanmu Anak Sapi." Pak Buaya memelas.
"Baiklah kalau begitu aku akan menolongmu." kata Anak Sapi.
Anak Sapi kemudian dengan susah payah mendorong batang pohon besar. Pak Buaya akhirnya terlepas dari himpitan pohon. Sesudah terlepas, tiba-tiba saja verbal Pak Buaya menggigit kaki Anak Sapi. Anak Sapi tentu saja kaget.
"Aduh...Apa-apaan Pak Buaya? Kenapa menggigitku? Kau ingkar kesepakatan Pak Buaya! Aku menyesal sudah menolongmu." Anak Sapi marah.
"Diamlah Anak Sapi bodoh. Aku sudah tiga hari tidak makan. Silahkan kamu tanya hewan lain, mereka niscaya akan melsayakan hal sama kalau ada di posisiku." Pak Buaya tidak perduli.
Kebetulan ketika itu ada sebuah tikar lapuk hanyut di sungai. Anak Sapi meminta pendapatnya setelah menceritakan pada tikar tragedi yg menimpanya. Tapi tikar justru membela Pak Buaya.
"Itu sudah nasibmu hai Anak Sapi jadi terimalah. Waktu aku masih dalam kondisi baru, selalu digunakan oleh manusia. Tapi kini lihatlah aku dibuang di sungai begitu saja." kata Tikar Lapuk.
Tidak cukup usang ada keranjang renta hanyut di sungai. Anak Sapi menanyakan hal sama pada keranjang renta tapi tanggapan keranjang renta sama dengan tanggapan tikar lapuk.
Kemudian muncul seekor belibis tua. Sesudah Anak Sapi menceritakan masalahnya pada belibis tua, lagi-lagi si belibis justru membela buaya. Bebek renta menyampaikan ia melarikan diri alasannya hendak disembelih oleh majikannya.
Sesudah belibis renta pergi, munculah Si Kancil. Anak Sapi menceritakan masalahnya pada Si Kancil. Pak Buaya tenang-tenang saja alasannya yakin Si Kancil niscaya membelanya. Si Kancil menyampaikan ia harus tahu tragedi sebenarnya. Ia meminta Pak Buaya & Anak Sapi biar mengulang kembali kejadiannya dari awal. Pak Buaya dan Anak Sapi setuju. Pak Buaya melepaskan gigitannya pada kaki Anak Sapi. Kemudian Anak Sapi mendorong kembali batang pohon ke badan Pak Buaya.
"Oh jadi begitu tragedi awalnya." kata Si Kancil.
"Iya betul Kancil." kata Pak Buaya.
"Sekarang giliranmu hai Anak Sapi! Lepaskan batang pohon ini." kata Pak Buaya pada Anak Sapi.
Mendengar itu Si Kancil segera membisiki Anak Sapi biar cepat melarikan diri. Anak Sapi sangat bahagia mengetahui bahwa ini hanyalah logika Si Kancil untuk membantunya melarikan diri dari Pak Buaya. Mereka berdua segera berlari kencang meninggalkan Pak Buaya yg tidak bis,a bergerak terhimpit pohon. Mengetahui hal tersebut Pak Buaya sangat marah.
"Hai Anak Sapi! Hai Kancil! Mau kemana kalian? Kurang bimbing kamu Kancil ternyata ini tipu muslihatmu." Pak Buaya sangat marah.
"Rasakan jadinya Pak Buaya! Kau tak bis,a dipercaya. Sudah dibantu tapi malah mau memakan Anak Sapi. Secukup lamat tinggal Pak Buaya." teriak Si Kancil.
Referensi:
- Purnomo, S.Pd, Hadi. 2013. Kumpulan . Yogyakarta: Tugu Publisher.
- Sukmawan. Sony. Representasi Budaya Jawa Dalam Dongeng Si Kancil (Sebuah Kajian budaya).
Jika anda menyukai dongeng Si Kancil ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga Dongeng Si Kancil lainnya:
- Kancil mencuri timun
- Kancil menipu buaya
- Cerita kancil dan harimau
- Kancil dan sapi
- Dongeng kancil dan siput
- Dongeng Si kancil dan ayam merak
- Si Kancil dan kerbau dungu