Serindang Bulan kembali cantik. Tubuh sang putri menjadi sehat menyerupai sedia kala. Setiap ada pria mecukup lamar, maka wajah Serindang Bulan akan menjelma buruk, namun akan kembali bagus apabila ijab kabul dibatalkan. Hal ini terus terulang hingga sembilan kali. Pihak keluarga terutama keenam saudarinya merasa malu.
Disingkirkan Oleh Kakak-Kakaknya
Pada suatu hari, keenam saudari Serindang Bulan mengadakan rapat rahasia. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa mereka harus menyingkirkan Serindang Bulan alasannya dianggap sebagai sumber problem bagi kerajaan. Salah satu dari mereka, yaitu Karang Nio, awalnya menolak untuk menyingkirkan Serindang Bulan. Karang Nio memang paling akrab dengan Serindang Bulan. Namun dengan penolakannya, justru Karang Nio mendapat kiprah untuk menyingkirkan Serindang Bulan. Kelima kakaknya meminta bukti berupa setabung darah dan irisan bab indera pendengaran Serindang Bulan, sebagai tanda ia sudah menyingkirkannya.
Dengan berat hati, Karang Nio memenuhi seruan kakak-kakaknya. Pada suatu hari, Karang Nio mengajak Serindang Bulan berjalan-jalan. Awalnya Serindang Bulan tidak curiga namun, cukup lama-kecukup lamaan Serindang Bulan merasa tsayat alasannya Karang Nio mengajaknya masuk ke dalam hutan. Karang Nio terlihat sangat gelisah. Akhirnya ia berterus terperinci kepada Serindang Bulan bahwa ia mendapat kiprah untuk menyingkirkannya.
“Kalau memang sudah menjadi keputusan abang semua, maka lsayakanlah tugasmu Kak.” kata Serindang Bulan sedih.
Karang Nio hasilnya tetapkan untuk mengelabui kakak-kakaknya. Ia menyembelih seekor anjing hutan. Darah anjing hutan ia simpan dalam tabung. Kemudian ia melukai kuping Serindang Bulan. Kuping putri serindang akan ia bawa sebagai bukti sudah menjalankan tugasnya menyingkirkannya. Karang Nio menyuruh Serindang Bulan pergi menaiki rakit dari sungai Ulau Deus.
Karang Nio segera kembali ke istana. Sesampainya di istana, ia membuktikan bukti setabung darah dan kuping Serindang Bulan pada kakak-kakaknya. Semua kakaknya merasa senang.
Sementara di hutan, Serindang Bulan pergi menaiki rakit di sungai. Ia hasilnya turun di tempat Muara Setahun. Disana, Serindang Bulan memanjat tebing. Di atas tebing, sang putri mem.buat rumah untuk ia tinggali.
Bertemu Tuanku Raja Alam
Setahun sudah berlalu sejak Serindang Bulan pergi dari istana. Suatu ketika, sebuah bahtera milik Raja Indrapura berjulukan Tuanku Raja Alam melewati Muara Setahun. Sang Raja melihat sinar kemilau dari atas bukit. Karena penasaran, Raja pun menepi kemudian turun dari perahu. Ia kemudian menaiki tebing sumber sinar kemilau tersebut. Setibanya diatas terbing, Raja melihat sebuah rumah. Sang raja mengetuk pintu rumah. Dari rumah tersebut keluarlah Serindang Bulan yg mem.buat Raja terkejut.
“Wahai gadis jelita, aku tidak menygka jikalau cahaya di atas tebing ternyata berasal darimu.” kata Raja.
Sesudah berkenalan, putri Serindang Bulan kemudian menceritakan kejadian yg menimpanya. Cerita Serindang Bulan mem.buat Raja terharu kemudian mengajaknya untuk tinggal di Kerajaan Indrapura. Serindang Bulan pun menyetujuinya.
Sesampainya di Kerajaan Indrapura, Sang Raja menggelar rapat. Sang Raja menceritakan problem Serindang Bulan. Raja berkeinginan untuk meminang Serindang Bulan. Para Penghulu Kerajaan mengusulkan untuk melihat situasi secukup usang tiga hari untuk melihat apakah wajah Serindang Bulan akan kembali menjelma buruk. Sesudah dinantikan secukup usang tiga hari, ternyata wajah Serindang Bulan tetap cantik. Akhirnya para penghulu menikahkan Raja dengan Serindang Bulan.
Putri Serindang Bulan Kembali Bertemu Keenam Saudarinya
Para Penghulu meminta Raja untuk memberitahu wali Serindang Bulan. Raja kemudian mengirim utusan ke tempat Raja Wawang untuk memberitahu ihwal rentips ijab kabul Serindang Bulan dengan Raja Alam. Mendengar kabar tersebut, kakak-kakak Serindang Bulan kaget bukan main. Mereka menyalahkan Karang Nio alasannya dianggap gagal menyingkirkan Serindang Bulan.
“Sudahlah kakak-kakakku. Hentikan pertikaian kita. Sebaiknya mari kita sama-sama pergi menghadiri ijab kabul Serindang Bulan.” ujar Karang Nio. Kakak-kakak Karang Nio hasilnya mengiyakan.
Lalu berangkatlah keenam saudari tersebut. Sesampainya mereka di Kerajaan Indrapura, mereka pribadi bertemu dengan Tuanku Raja Alam. Keenam saudari meminta mahar berupa emas sebagai syarat menikahi adik mereka, Serindang Bulan.
Raja Alam menyetujui seruan mahar dari keenam saudari tapi dengan satu syarat, mereka harus mengenali adik mereka sendiri, Serindang Bulan. Jika tidak, maka mereka semua akan dihukum. Raja kemudian menyiapkan enam orang gadis yg didandani dan wajahnya menyerupai Serindang Bulan. Mereka dihadapkan pada keenam saudari Serindang Bulan. Keenam saudari Serindang Bulan diminta untuk memperlihatkan mana Serindang Bulan asli.
Kelima saudari kebingungan alasannya tidak tahu Serindang Bulan asli. Tapi Karang Nio teringat bahwa ia pernah melukai indera pendengaran Serindang Bulan. Dan benarlah, ada satu gadis mempunyai bekas luka di telinganya yg berarti dialah Serindang Bulan asli. Akhirnya putri serindang dengan Karang Nio berpelukan sambil menangis melepas rindu.
“Bagus. Berarti kalian masih mengenali Serindang Bulan. Aku akan memenuhi mahar dengan memperlihatkan emas seruan kalian. Saya anggap tidak ada lagi dendam diantara kalian.” kata Raja.
Akhirnya Tuanku Raja Alam menikahi Serindang Bulan. Sementara Keenam saudari mendapat setabung bambu berisi emas. Serindang Bulan sama sekali tidak menyimpan dendam kepada kakak-kakaknya. Meskipun ia sudah menikah dan hidup terpisah dari kakak-kakaknya, namun ia masih sering mengirimi mereka hadiah.
Referensi:
- Prahana, Naim Emel. 1988. Dari Bengkulu 2, Jakarta: Grasindo
- Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
- Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Jika anda menyukai kisah rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Bengkulu lainnya:
- Ular Ndaung Dan Si Bungsu
- Ular Kepala Tujuh
- Keramat Riak
- Asal Usul Pagar Dewa
- Bunda Sejati
- Putri Gading Cempaka
- Batu Amparan Gading
- Batu Kuyung
- Bujang Awang Tabuang
- Asal Mula Nama Bengkulu
- Putri Serindang Bulan