Suku orisinil dan penduduk secara umum dikuasai yg mendiami Provinsi Sumatera Barat ialah Suku Minangkabau. Setips bahasa, Minangkabau artinya menang kerbau. Asal Mula penamaan Minangkabau bermula pada masa kerajaan Pagaruyung. Dahulu kala pernah terjadi tabrak kerbau antara Kerajaan Pagaruyung dengan Kerajaan Majapahit yg dimenangkan oleh kerajaan Pagaruyung, sehingga tempat tersebut menjadi populer dengan sebutan Nagari Minangkabau. Bagaimana kisah lengkapnya? Silahkan baca lebih lanjut.
Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, dahulu kala, sezaman dengan Kerajaan Majapahit, di wilayah Sumatera Barat berdiri sebuah kerajaan berjulukan Kerajaan Pagaruyung. Raja Pagaruyung dikenal sebagai raja yg berilmu bijaksana. Dalam mengambil keputusan, dia sangat mempertimbangkan kesecukup lamatan rakyatnya.
Pasukan Majapahit Tiba di Pagaruyung
Pada suatu hari, raja Pagaruyung mendengar kabar bahwa pasukan Majapahit dari tanah Jawa sudah tiba di perbatasan kerajaan Pagaruyung. Menurut kabar, pasukan Majapahit hendak menyerang kerajaan Pagaruyung. Mengingat kekuatan pasukan Majapahit yg besar dan tidak sebanding dengan angkatan perang kerajaan Pagaruyung, maka raja Pagaruyung mempertimbangkan untuk melsayakan negosiasi dengan pasukan Majapahit. Hal ini dilsayakan dia demi menyecukup lamatkan rakyatnya.
Raja Pagaruyung mengumpulkan hulubalang dan para panglima perang untuk membitipskan hal tersebut. “Hulubalang dan para panglima perang, kalian aku kumpulkan disini untuk membitipskan ihwal pasukan Majapahit yg sudah siap menyerang kita. Bagi aku musuh pantang dicari, tiba pantang ditolak. Kalau bis,a dihindari, tapi jikalau terdesak kita hadapi. Tapi mengingat kekuatan pasukan Majapahit yg besar, aku khawatir akan jatuh banyak korban jiwa di pihak kita. Saya meminta pendapat kalian mengenai persoalan ini.”
Para panglima dan hulubalang bergantian memberikan pendapat mereka untuk menghadapi pasukan Kerajaan Majapahit. Akhirnya mereka sepakat dengan satu gagasan terbaik yaitu: Kerajaan Pagaruyung akan menjamu pasukan Majapahit dengan sebaik-baiknya, kemudian mereka akan memberikan tabrak kerbau. Jika pasukan Majapahit kalah tabrak kerbau, maka pasukan Majapahit bis,a pulang dengan tenang tanpa harus terjadi pertumpahan darah.
Raja Pagaruyung kemudian meminta putrinya Datuk Tantejo Gerhano, dengan ditemani oleh dayg-dayg istana, untuk pergi ke perbatasan menemui pasukan Majapahit dan menjamu mereka dengan hidangan-hidangan lezat.
Perundingan Pagaruyung dengan Majapahit
Datuk Tanteno Gerhano ialah seorang gadis yg lembut hati dan mempunyai tata krama yg tinggi. Dengan ditemani oleh dayg-dayg istana, putri Raja Pagaruyung kemudian mendatangi kemah-kemah pasukan Majapahit di perbatasan. Mereka membawa aneka macam kuliner enak untuk menjamu pasukan Majapahit. Sementara itu, dari kejauhan, pasukan Pagaruyung berjaga-jaga untuk mengatisipasi segala kemungkinan yg bis,a terjadi.
Sesudah mengucapkan secukup lamat tiba dengan ramah, Datuk Tanteno Gerhano kemudian menyuruh para dayg-dayg untuk menghidangkan makanan-makanan lezat. Hal tersebut mem.buat pasukan Majapahit terheran-heran. Mereka mengira akan disambut oleh pasukan perang Kerajaan Pagaruyung, tetapi ternyata disambut hangat oleh putri raja Pagaruyung dan gadis-gadis manis yg ramah dan kuliner yg enak-enak. Sesudah selesai menikmati hidangan, Datuk Tanteno Gerhano mengundang pasukan Majapahit untuk tiba ke istana kerajaan Pagaruyung.
Setibanya di istana kerajaan Pagaruyung, raja Pagaruyung menyambut pasukan Majapahit dengan baik. Panglima perang Majapahit memberikan kepada raja, bahwa Raja Majapahit memberikan kiprah kepada mereka untuk merebut kerajaan Pagaruyung. Seketika suasana di istana kerajaan bermetamorfosis tegang. Semuanya termangu ksaya.
Adu Kerbau Antara Pagarauyung dengan Majapahit
Sesudah termangu beberapa saat, Raja Pagaruyung kemudian memberikan tabrak kerbau kepada panglima perang Majapahit sebagai ganti peperangan dengan tujuan untuk menghindari pertumpahan darah. Raja juga berjanji bahwa seluruh pasukan Majapahit tidak akan diganggu dan sanggup kembali pulang ke Majapahit dengan damai.
Mendengar tawaran raja yg bijaksana tersebut alhasil panglima perang Majapahit setuju. Akhirnya kedua kerajaan sepakat tidak akan berperang. Sebagai gantinya mereka akan mengadakan tabrak kerbau. Dalam kesepakatan itu tidak ada ketentuan jenis maupun ukuran kerbau yg akan diadu.
Kedua belah pihak kemudian berkemas-kemas untuk tabrak kerbau. Pasukan Majapahit menentukan seekor kerbau yg paling berpengaruh dan besar semoga bisa mengalahkan kerbau kerajaan Pagaruyung. Di lain pihak, Kerajaan Pagaruyung justru menentukan seekor anak kerbau yg masih menyusu. Anak kerbau tersebut sengaja dipisahkan dari induknya secukup usang tiga hari semoga kelaparan. Pada kepala anak kerbau dipasang besi runcing.
Asal Mula Nama Minangkabau
Hari yg ditentukan pun tiba. Kedua kerbau aduan dibawa ke gelanggang. Kerajaan Majapahit mempunyai kerbau aduan yg besar dan kuat. Kedua belah pihak memberikan semangat derma pada kerbau aduan kerajaan mereka masing-masing. Sesudah beberapa waktu berlalu, kedua kerbau tersebut dilepas, kerbau milik pasukan Majapahit terlihat beringas dan liar. Sementara, anak kerbau milik Pagaruyung yg bertubuh kecil segera berlari menuju kerbau besar Majapahit. Rupanya si anak kerbau mengira bahwa kerbau besar Majapahit itu ialah induknya.
Karena sudah tiga hari tidak menyusu, moncong kecilnya berbisnis menggapai perut kerbau Iawannya, sehingga perut kerbau Kerajaan Majapahit terluka terkena besi runcing yg terpasang pada kepala si anak kerbau. Sesudah beberapa kali terkena tusukan, kerbau milik pasukan Majapahit alhasil roboh dan terkapar di tanah. Melihat insiden itu, penonton dari pihak Pagaruyung pun bersorak-sorak gembira.
"Manang Kabau! Manang Kabau! Manag Kabau" teriak rakyat Pagaruyung dengan gembira. Sementara para prajurit kerajaan Majapahit tertunduk lesu. Mereka benar-benar tidak mengira bahwa Kerajaan Pagaruyung memakai seni administrasi cerdik untuk mengalahkan kerbau mereka yg besar dan kuat.
Akhirnya, pasukan Majapahit mendapatkan kekalahan mereka dalam pertandingan tabrak kerbau tersebut. Raja Pagaruyung mengizinkan mereka kembali ke Majapahit dengan damai.
Sementara itu, informasi kemenangan kerbau Kerajaan Pagaruyung menjadi buah bibir di seluruh negeri. “Manang kabau” ialah bahasa penduduk setempat yg berarti Menang kerbau. Akhirnya, tempat itu dikenal dengan sebutan Manang Kabau. Lambat laun sebutan manang kabau bermetamorfosis Minangkabau.
Sebagai upaya untuk mengenang insiden tersebut, penduduk negeri Pagaruyung merancang sebuah rumah yg atapnya mirip bentuk tanduk kerbau. Rumah tersebut dibangun di tempat perbatasan kerajaan, tempat dimana pasukan Majapahit dijamu oleh putri raja Pagaruyung, Datuk Tanteno Gerhano.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
- Pak Lebai Malang
- Asal Usul Danau Maninjau
- Batu Ajuang Batu Peti
- Kisah Malim Deman
- Bujang Paman
- Malin Kundang
- Asal Mula Nama Minangkabau
- Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin
- Sabai Nan Aluih
- Anggun Nan Tongga
- Legenda Siamang Putih
- Legenda Puteri Runduk
- Sutan Pangaduan