Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, Danau Singkarak awalnya yaitu sebuah maritim yg airnya terus menyusut hingga berkembang menjadi danau. Air maritim menyusut alasannya airnya mengalir menuju sebuah lubang besar. Aliran air tersebut sekarang membentuk menjadi Sungai Batang Ombilin yg mengalir hingga Riau. Bagaimana kisah lengkapnya? Silahkan ikuti dongeng berikut ini:
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah Pak Buyung bersama istri dan anak semata waygnya yg berjulukan Indra. Mereka tinggal di sebuah gubug kecil di pinggir laut. Sehari-hari Pak Buyung dan istrinya mencari nafkah dengan mengumpulkan hasil hutan dan menangkap ikan di maritim untuk kemudian dijual di pasar.
Indra, anak Pak Buyung, yaitu anak yg rajin dan tidak pernah mengeluh. Ia akan membantu kedua orang tuanya dengan bahagia hati tanpa diminta. Hanya satu kekurangan Indra, yaitu porsi makan Indra sangat banyak. Dalam sekali makan, Indra bis,a menghabiskan satu bsayal nasi dengan beberapa piring lauk. Hal tersebut mem.buat kedua orang tuanya resah. Karena pada dikala isu terkini paceklik tiba, masakan sulit didapat.
Setiap isu terkini paceklik tiba, Pak Buyung dan istrinya akan berhemat dengan tips memakan ubi dan talas sebagai pengganti nasi. Namun penghematan yg dilsayakan Pak Buyung dan istrinya tidak berhasil alasannya nafsu makan Indra yg besar. Lambat laun cadangan masakan pun habis. Tentu saja hal ini mem.buat Pak Buyung dan istrinya menjadi kesal.
Indra Mencari Makanan
Di suatu hari, Indra merasa perutnya lapar. Karena di dapur tidak ada makanan, Indra kemudian meminta masakan kepada ayah dan ibunya. Pak Buyung meminta Indra mencari masakan sendiri. Awalnya Indra tidak mau mencari masakan tetapi akibatnya ia pergi juga sehabis ibunya membujuk Indra semoga mencari hasil hutan di bukit Junjung Sirih.
Indra akibatnya pergi ke Bukit Junjung Sirih untuk mencari hasil hutan. Sebelum pergi, Indra terlebih dahulu memberi makan ayam peliharaannya. Indra mempunyai ayam peliharaan yg ia beri nama Taduang. Karena Indra selalu rutin memberi makan ayam peliharaannya, Taduang pun menjadi ayam yg setia kepada majikannya. Ia akan berkokok jikalau Indra pulang ke rumah.
Hampir setengah hari Indra mencari hasil hutan di Bukit Junjung Sirih namun tidak mendapat hasil. Menjelang siang Indra pergi ke maritim untuk mencari ikan namun tidak juga berhasil mendapat ikan.
Pak Buyung dan Istrinya Makan Kerang
Sementara Indra pergi ke Bukit Junjung Sirih, ibu Indra pergi ke sebuah Tanjung berbisnis untuk mencari ikan. Sesudah sekian cukup usang mencari ikan, ibu Indra pulang sore hari dengan membawa kerang-kerang. Tentu saja Pak Buyung bahagia istrinya berhasil mendapat komponen makanan. Ibu Indra kemudian memasak kerang-kerang tersebut. Sesudah selesai memasak kemudian Ibu Indra memanggil suaminya untuk makan. Saat itu Indra belum pulang ke rumah. Karena jumlah kerang tidak banyak, sementara nafsu makan Indra sangat besar, akibatnya Pak Buyung dan istrinya tetapkan untuk menghabiskan kerang tersebut tanpa menyisakan untuk anaknya. Selesai makan, keduanya tertidur pulas di dapur dengan perut kenyg.
Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin
Menjelang malam, Taduang berkokok menandakan majikannya pulang. Seharian tidak berhasil mendapat komponen makanan, Indra pulang ke rumah dengan perut sangat lapar. Begitu masuk, ia eksklusif menuju dapur. Namun betapa terkejutnya Indra ketika melihat kedua orang tuanya tertidur pulas di dapur. Sementara di sekeliling mereka awut-awutan kulit kerang dan piring-piring.
Sangat duka hati Indra mengetahui kenyataan bahwa kedua orangtuanya makan berdua tanpa memperdulikan anaknya. Merasa tidak dicintai oleh kedua orangtuanya, Indra berjalan keluar rumah sambil menangis. Taduang berkokok berkali-kali sambil mengepak-ngepakkan sayapnya melihat majikannya bersedih.
Indra kemudian duduk di sebuah kerikil dengan lunglai. Ingin rasanya ia terbang jauh pergi dari rumah orangtuanya. Saat Taduang kembali mengepak-ngepakan sayapnya, Indra memegang kaki Taduang. Indra kemudian terbawa terbang ke udara oleh Taduang, ayamnya. Ajaibnya, kerikil kawasan Indra duduk pun ikut terbawa terbang. Semakin tinggi Indra terbang semakin membesar kerikil kawasan duduknya. Karena sudah sangat besar, akibatnya kerikil tersebut jatuh ke bumi menghantam salah satu bukit di sekitar laut. Hantaman yg sangat keras tersebut membentuk sebuah lubang memanjang. Karena posisi lubang yg lebih rendah dari laut, dengan cepat air maritim mengisi lubang tersebut sehingga membentuk pedoman sungai. Sungai tersebut sekarang berjulukan Sungai Batang Ombilin yg airnya mengalir hingga Riau. Sementara air maritim semakin cukup usang semakin menyusut dan berkembang menjadi sebuah danau. Danau tersebut sekarang dinamai danau Singkarak.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
- Pak Lebai Malang
- Asal Usul Danau Maninjau
- Batu Ajuang Batu Peti
- Kisah Malim Deman
- Bujang Paman
- Malin Kundang
- Asal Mula Nama Minangkabau
- Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin
- Sabai Nan Aluih
- Anggun Nan Tongga
- Legenda Siamang Putih
- Legenda Puteri Runduk
- Sutan Pangaduan