Gambar Padang cuisine Sate Padang Padang restaurant - design @kisspng
Keluarga Rajo Babanding tinggal di sebuah rumah bersudut empat di sekitar hilir sungai Batang Agam, Padang Tarok. Sabai Nan Aluih yaitu putri sulung dari pasangan Rajo Babanding dan Sadun Saribai. Ia mempunyai adik pria yg tampan berjulukan Mangkutak Alam. Sabai Nan Aluih mempunyai arti Sabai yg Lembut atau halus. Disamping mempunyai paras yg cantik, Sabai juga mempunyai kecerdikan pekerti baik, santun dalam berbitips dan hormat kepada kedua orang tua. Berbeda dengan adik laki-lakinya, Mangkutak Alam, yg mempunyai sifat pemalas, Sabai dikenal rajin membantu kedua orang tuanya. Kecantikan Sabai Nan Aluih sudah tersiar hingga ke kampung lain.
Keluarga Rajo Babanding tinggal di sebuah rumah bersudut empat di sekitar hilir sungai Batang Agam, Padang Tarok. Sabai Nan Aluih yaitu putri sulung dari pasangan Rajo Babanding dan Sadun Saribai. Ia mempunyai adik pria yg tampan berjulukan Mangkutak Alam. Sabai Nan Aluih mempunyai arti Sabai yg Lembut atau halus. Disamping mempunyai paras yg cantik, Sabai juga mempunyai kecerdikan pekerti baik, santun dalam berbitips dan hormat kepada kedua orang tua. Berbeda dengan adik laki-lakinya, Mangkutak Alam, yg mempunyai sifat pemalas, Sabai dikenal rajin membantu kedua orang tuanya. Kecantikan Sabai Nan Aluih sudah tersiar hingga ke kampung lain.
Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, Rajo Babanding mempunyai sobat baik yg tinggal di kampung Situjuh berjulukan Rajo Nan Panjang. Ia yaitu seorang saudagar kaya raya yg disegani masyarakat kampung Situjuh. Meskipun kaya raya, namun Rajo Nan Panjang mempunyai perangai jelek yaitu suka memeras warga di sekitarnya dengan tips meminjamkan uang namun meminta pengembalian dengan bunga yg sangat tinggi. Warga kampung Situjuh tidak berani melawan Rajo nan Panjang sebab ia mempunyai tiga orang pengawal jago yg bernama Rajo nan Konkong, Lompong Bertuah, dan Palimo Banda Dalam.
Sabai Dipinang Rajo Nan Panjang
Kecantikan Sabai Nan Aluih terdengar oleh Rajo Nan Panjang. Ia berminat untuk meminang putri sulung sahabatnya itu. Rajo nan Panjang kemudian mengirim utusannya untuk meminang Sabai nan Aluih. Ia sangat yakin bahwa Rajo Babanding niscaya akan mendapatkan pinangannya.
Para utusan Rajo Nan Panjang kemudian berangkat ke Padang Tarok. Sesampainya di Padang Tarok, mereka pun memberikan pinangan majikannya kepada ayah Sabai nan Aluih, Rajo Babanding. Namun ayah Sabai menolak pinangan sahabatnya itu dengan alasan ia aib mempunyai mantu yg seumur dengannya walaupun ia orang kaya.
Sesudah menerima balasan penolakan dari Rajo Babanding, para utusan itu pun segera kembali ke Kampung Situjuh untuk memberikan gosip tersebut kepada Rajo Nan Panjang. Tentu saja Rajo nan Panjang merasa sangat terhina dengan penolakan tersebut.
Rajo Nan Panjang alhasil memutuskan akan tiba pribadi menemui Rajo Babanding untuk meminang Sabai. Berangkatlah Rajo nan Panjang bersama ketiga orang pengawalnya. Sesudah mendengar pribadi impian sahabatnya untuk meminang Sabai, Rajo Babanding memperlihatkan untuk berunding di luar rumah, yaitu di sebuah lokasi berjulukan Padang Panahunan pada hari minggu. Padang Panahunan yaitu kawasan yg sepi dan semenjak dulu dipakai untuk berkelahi.
Perkelahian Rajo Babanding dengan Rajo Nan Panjang
Rajo Babanding merasa bahwa sahabatnya itu sudah melanggar sopan santun sebab berani meminang anak gadisnya setips langsung. Menurut susila di negeri itu, pinangan dihentikan disampaikan pribadi kepada ayah si Gadis, melainkan kepada mamak atau adik kandung ibu si gadis.
Rajo nan Panjang pun mengetahui bahwa pinangannya ditolak setips halus oleh ayah Sabai nan Aluih. Ia sadar bahwa dirinya ditantang untuk berkelahi. Ia mendapatkan seruan sahabatnya itu dan segera pergi meninggalkan rumah Rajo Babanding dengan marah.
Sabai Nan Aluih merasa cemas mendengar percakapan ayahandanya dengan Rajo Nan Panjang. Sabai sadar bahwa ayahnya menantang Rajo Nan Panjang berkelahi. Sabai sangat mengkhawatirkan kesecukup lamatan ayahandanya. Tapi Rajo Babanding menenangkan hati anaknya bahwa ia akan baik-baik saja.
Tibalah hari yg sudah ditentukan. Berangkatlah Rajo Babanding ke Padang Panahunan dengan membawa seorang pembantunya yg berjulukan Palimo Parang Tagok. Rajo nan Panjang bersama seorang pengawal setianya Palimo Banda Dalam sudah menunggu. Rupanya Rajo nan Panjang sengaja tiba lebih awal untuk mengatur siasat liciknya. Ia sudah memerintahkan dua orang pengawal lainnya yakni Rajo nan Kongkong dan Lompong Bertuah untuk bersembunyi di balik semak-semak. Salah seorang di antaranya membawa senapan. Senapan itu akan dipakai jikalau diperlukan.
Tidak cukup usang kemudian mereka kemudian bertarung hebat. Rajo Babanding dan Rajo Nan Panjang bertarung habis-habis,an dengan dibantu oleh pengawal masing-masing. Perkelahian itu rupanya berlangsung cukup lama, alhasil para pengawal tumbang lebih dulu. Raja Babanding dan Raja Nan Panjang masih terus berkelahi hingga alhasil Raja Babanding terkena peluru oleh salah satu pengawal dari Rajo Nan Panjang yg muncul setips tiba-tiba dari semak-semak. Rajo Nan Panjang berlsaya curang. Rajo Babanding pun tergeletak dan tak bergerak.
Sabai Nan Aluih
Seorang gembala setips tak sengaja melihat insiden ini. Si gembala ini kemudian bergegas pergi ke rumah Raja Babanding untuk memberitahukan insiden tersebut kepada keluarga Raja Babanding. Mendengar kabar kondisi ayahandanya dari si gembala, Sabai pribadi lemas. Sabai mengajak adiknya Mangkutak Alam untuk melihat kondisi ayahandanya namun adiknya menolak dengan alasan tidak ingin mencari mati.
Sabai pun berlari ke Padang Panahunan dengan membawa senapan. Di tengah jalan, Sabai bertemu dengan Rajo Nan Panjang dan pengawalnya. Sabai bertanya wacana kecurangan Raja Nan Panjang, tetapi Raja Nan Panjang hanya tertawa seolah-olah mengejek kematian Raja Babanding. Mendidih darah Sabai melihat pembunuh ayahnya tertawa mengejek. Sabai pun tidak bis,a menahan amarahnya. Saat itu juga Sabai pribadi menarik pelatuk senapan yg ia bawa dari rumah. Terdengarlah bunyi dentuman yg sangat keras. Peluru mengenai dada Raja Nan Panjang dan ia pribadi terjatuh dari kuda. Rajo Nan Panjang tewas seketika.
Tidak memperdulikan Rajo Nan Panjang, Sabai nan Aluih segera berlari ke Padang Panahunan untuk melihat keadaan ayahnya. Sesampainya di kawasan itu, ia mendapati ayahnya sudah tidak bernyawa lagi. Hati Sabai hancur sebab sang Ayah yg sangat dicintainya sudah pergi untuk secukup lamanya untuk membela kehormatan keluarga. Tidak berapa cukup usang kemudian, ibu Sabai bersama beberapa orang warga tiba di Padang Panahunan. Jenazah Rajo Babanding kemudian dibawa pulang untuk dikuburkan setips layak.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
- Pak Lebai Malang
- Asal Usul Danau Maninjau
- Batu Ajuang Batu Peti
- Kisah Malim Deman
- Bujang Paman
- Malin Kundang
- Asal Mula Nama Minangkabau
- Asal Usul Danau Singkarak dan Sungai Batang Ombilin
- Sabai Nan Aluih
- Anggun Nan Tongga
- Legenda Siamang Putih
- Legenda Puteri Runduk
- Sutan Pangaduan