Cerita Hai Hai Saya Sudah Tahu

 Pada jaman dahulu hiduplah seorang kakek miskin bersama anak laki Cerita Hai Hai Aku Sudah Tahu
Pada jaman dahulu hiduplah seorang kakek miskin bersama anak laki-lakinya yg masih kecil. Istrinya sudah cukup usang meninggal. Si kakek duka memikirkan nasib anaknya yg masih kecil. Ia merasa bahwa hidupnya tidak akan cukup usang lagi namun tidak mempunyai apapun untuk diwariskan kepada anaknya selain ilmu yg berasal dari gurunya dulu.

Akhirnya si kakek memanggil anaknya. “Nak, kemarilah ayah akan mewariskan ilmu kepadamu. Hapalkanlah aji-aji yg akan saya ajarkan kepadamu. Kelak aji-aji ini akan menawarkan kemuliaan kepadamu. Bunyi aji-aji itu adalah: Hai Hai Aku Sudah Tahu.” Si kakek kemudian menjelaskan bahwa dirinya sudah merasa tidak akan cukup usang lagi hidup di dunia. Mendengar perkataan bapaknya. Si anak kemdian menangis.

Tiga hari kemudian si kakek meninggal dunia. Anaknya merasa duka sebab ia sekarang menjadi yatim piatu. Untuk menghilangkan kesedihan, si anak kemudian tetapkan untuk merantau ke ibu kota kerajaan. Di sepanjang perjalanan ia terus merapalkan aji-aji yg diajarkan oleh ayahnya. Ia tetap melakukan nasehat ayahnya walaupun ia tidak tahu kegunaan aji-aji tersebut. Akhirnya ia berhasil datang di ibu kota kerajaan.

Setibanya di ibu kota kerajaan, ia merasa sangat lelah dan perutnya terasa lapar. Akhirnya ia mencoba meminta-minta masakan dan minuman kepada siapapun yg ditemuinya namun tidak ada seorang pun yg memberinya masakan minuman. Merasa sangat lelah, si anak kemudian duduk berisitirahat di depan seorang tukang cukur yg tengah mencukur seseorang. Tanpa diketahuinya si tukang cukur bekerjsama tengah mencukur raja. Merasa lapar, dahaga dan lelah, si anak kemudian teringat hikmah ayahnya. Ia kemudian membacakan aji-aji “Hai Hai Aku Sudah Tahu.”

Mendengar kata-kata si anak tersebut si tukang eksklusif gemetaran, mukanya mendadak pucat. Si tukang cukur kemudian bersujud di hadapan raja dan memohon ampun. “Ampun baginda raja, ampun.”

“Ada apa kau memohon ampun?” raja keheranan.

“Mohon ampun baginda raja. Hamba hanya orang suruhan. Patih ingin menjadi raja dan menyuruh hamba untuk membunuh baginda raja. Tapi nampaknya anak kecil itu mengetahui rencana pembunuhan ini.” kata si tukang cukur sambil menunjuk si anak kecil. Sebenarnya si anak tidak tahu mengenai rencana pembunuhan tersebut sebab ia hanya merapalkan aji-aji yg diajarkan ayahnya.

Raja merasa tekejut mendengar pengsayaan si tukang cukur. Pengawal istana segera mengamankan si tukang cukur ke dalam penjara. Raja kemudian memanggil si anak kecil untuk mengucapkan terima kasih. “Terima kasih nak, Engkau sudah menyecukup lamatkan hidupku. Sebagai imbalan, saya akan memberimu hadiah yg banyak.” Tidak cukup usang kemudian si Patih diringkus dan diberi eksekusi penggal kepala. Demikianlah cerita rakyat Jawa Timur mengenai seorang anak yg mematuhi hikmah orang tuanya.

Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
  1. Inu Kertapati
  2. Asal Usul Kota Banyuwangi 
  3. Keong Emas
  4. Damar Wulan Dan Menakjingga
  5. Cindelaras
  6. Joko Dolog
  7. Asal Usul Nama Surabaya
  8. Aryo Menak
  9. Burung Gagak yg sombong
  10. Buah Jeruk Emas
  11. Asal Mula Ayam Hutan
  12. Orang desa Tingan dihentikan berjodohan dengan orang desa Kapal
  13. Kyai Bonten dan Ki Jalono
  14. Irapati dan Seekor Buaya
  15. Orang Desa Tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
  16. Asal Mula Kata Babah
  17. Asal Mula Pohon Jati Besar-Besar
  18. Burung Gelatik dan Burung Betet
  19. Asal mula mengapa sungai berkelok-kelok
  20. Sandhekala
  21. Hai hai saya sudah tahu
  22. Pak Mendong dan Mbok Mendong
  23. Paduan Nama yg Baik
  24. Benda Ajaibnya Kucing
  25. Menantu Pak Kyai

Subscribe to receive free email updates: