Cerita Kisah Prabu Panggung Keraton

 tersebutlah seorang raja berjulukan Prabu Panggung Keraton yg memerintah sebuah kerajaan k Cerita Kisah Prabu Panggung Keraton
Berikut ini cerita rakyat Jawa Barat mengenai Prabu Panggung Keraton. Pada jaman dahulu, tersebutlah seorang raja berjulukan Prabu Panggung Keraton yg memerintah sebuah kerajaan kecil berjulukan Kerajaan Dayeuh Manggung Masanggrahan. Walaupun hanya sebuah kerajaan kecil namun, rakyat hidup dalam kemakmuran.

Prabu Panggung Keraton mempunyai seorang adik wanita yg sudah populer kecantikannya. Putri Rarang Purbaratna namanya. Saking cantiknya, rakyat kerajaan Dayeuh Manggung Masanggrahan menganggap Putri Rarang Purbaratna yaitu seorang titisan bidadari. Kendati demikian, menginjak usia remaja, Putri Rarang Purbaratna belum juga mempunyai jodoh. Hal ini mem.buat raja merasa sedih.

Teka-Teki Putri Rarang Purbaratna

Di suatu hari sang raja memanggil adiknya. “Rayi putri, ada yg ingin Kakang tanyakan kepada Rayi. Sekarang Rayi Putri sudah sudah menginjak usia remaja, Kakang merasa sudah saatnya Rayi mendapatkan jodoh. Kalau kakang boleh tahu, sudahkah ada cowok pilihan hatimu?" tanya prabu Panggung. 

"Maaf kakang, Rayi memang sudah cukup usang memikirkan hal ini. Hingga ketika ini Rayi belum mempunyai tambatan hati. Rayi tidak mempersoalkan siapa yg akan menjadi pendamping hidup Rayi, asalkan beliau bisa memenuhi persyaratan Rayi, maka Rayi akan mendapatkan beliau menjadi pendamping hidup.” jawab Putri Rarang.

“Oh begitu rupanya. Memang apa persayaratan Rayi Putri untuk calon pendamping hidup? Nanti Kakang akan umumkan ke seantero kerajaan.” tanya prabu penasaran.

“Syaratnya hanya menjelaskan teka-teki dari Rayi, begini bunyinya:

Teras kangkung hati bitung
Bekas itik dalam lubuk
Bekas belibis pada bantar
Bekas semut di atas batu
Daun padi kering menjarum
Sisir kecil tanduk kucing
Sisir besar tanduk kuda
Kemben layung kasunten
Berhiaskan bianglala
Tulis langit gurat mega
Panjangnya seputar jagat
Intan sebesar buah labu...

ibarat itulah." kata sang putri.

“Baiklah kalau begitu.” Sesudah mendengar teka-teki dari adiknya, sang prabu kemudian mengirim ratusan utusan yg disebar tidak saja ke seluruh penjuru kerajaan Dayeuh Manggung, bahkan juga ke kerajaan-kerajaan yg jauh. 

Sayembara Memecahkan Teka-Teki Putri Rarang

Kecantikan Putri Rarang Purbaratna sudah tersohor sampai ke kerajaan-kerajaan lain jadi tidak heran tidak berapa cukup usang kemudian hacukup laman istana kerajaan Dayeuh Manggung sudah dipenuhi ribuan cowok dan bahkan pria-pria renta yg ingin mengikuti sayembara. Namun, tidak ada satupun dari pedan yg bis,a memecahkan teka-teki Putri Rarang. 

Banyak diantara para pedan yg merupakan raja-raja dari kerajaan-kerajaan tetangga, namun mereka juga gagal memecahkan teka-teki yg diberikan. Salah seorang Raja yg gagal berjulukan Prabu Gajah Menggala dari kerajaan Kuta Genggelang. Prabu Gajah Manggala sangat marah  dengan kegagalannya. Tidak terima dengan kegagalannya, beliau bersumpah akan menyerang kerajaan Dayeuh Manggung jikalau suatu hari nanti putri Rarang Purbaratna menemukan jodohnya. 

Pangeran Munding Larik

Adalah Pangeran Munding Larik dari kerajaan Psayaan Pajajaran, seorang cowok yg sangat tampan dan gagah, tanpa sengaja terdampar di kerajaan Dayeuh Manggung setelah berhari-hari mengembara di lautan ditemani oleh Patih kerajaan. Sang Pangeran tengah bersiap menggantikan ayahandanya yg sudah sepuh, menjadi raja Psayaan Pajajaran. 

Untuk mempersiapkan diri, sang pangeran melsayakan pengembaraan dalam rangka menambah wawasan dan pengacukup laman. Raja Psayaan membekali pangeran Munding Larik dengan sebuah gambar berjulukan Nusa Tiga Puluh Tiga - Bengawan Sewidak Lima dan dua buah senjata. Dua senjata tersebut berjulukan Senjata Sejuta Malang dan Keris Gagak Karancang. Menurut ayahandanya, di sebuah tempat yg ibarat gambar Nusa Tiga Puluh Tiga itulah Pangeran Munding Larik akan menemui jodohnya.

Karena sudah terdampar di daratan, Pangeran dengan ditemani patihnya tetapkan untuk meneruskan perjalanan lewat daratan. Karena tidak mengenal tempat tersebut, maka mereka berdua mencari tempat yg tinggi. Sesudah tiba di tempat tinggi, betapa terkejutnya sang pangeran, alasannya yaitu ternyata tempat tersebut sangat ibarat dengan gambar yg dipegangnya. Sang Patih menyarankan biar mereka menemui penguasa kerajaan tersebut.

Sesudah bertanya-tanya kepada para penduduk, kesudahannya tibalah Pangeran Munding Larik bedan seluruh prajuritnya di istana Dayeuh Manggung. Prabu Panggung Keraton tentu saja merasa sangat senang hati mendapatkan kedatangan Pangeran Munding Larik dari kerajaan Psayaan Pajajaran. Sang Prabu menjelaskan bahwa ketika itu tengah diadakan sayembara memecahkan teka-teki dalam rangka mencari jodoh bagi adiknya Putri Rarang Purbaratna.

Pangeran Munding Larik Memenangkan Sayembara

Pangeran Munding Larik yg terkesima dengan kecantikan sang putri, tetapkan untuk ikut sayembara tersebut dan ternyata bis,a memecahkan teka-teki sang putri dengan mudah. Sesudah dibacakan teka-teki dari sang putri, pangeran Munding Larik termangu sejenak kemudian berkata: "Artinya tiap ilmu kesejahteraan yaitu jalan menuju kesecukup lamatan. Itulah yg dinamakan kehampaan sejati. Yang berarti asal yg sejati dan kehidupan yg sejati. Siapa saja yg bisa memahami hal tersebut, maka tentunya akan bertemu dengan kesejahteraan dan kesecukup lamatan. Dan itulah yg disebut dengan kesempurnaan sejati."

Putri Rarang Purbaratna sangat bangga alasannya yaitu seorang pangeran tampan dari kerajaan Psayaan Pajajaran berhasil menjawab teka-tekinya. Karena Pangeran Munding Larik berhasil menjawab arti teka-teki tersebut, maka sang Pangeran berhak mempersunting Putri Rarang Purbaratna. Maka segeralah digelar pesta ijab kabul besar-besaran. Seluruh rakyat negeri Dayeuh Mangung menyambut bangga dan ikut berpesta di istana. 

Mengetahui Putri Rarang sudah berhasil mendapatkan jodohnya, Prabu Gajah Manggala sangat marah. Dia kemudian pergi ke Goa Jotang untuk menemui siluman Jonggrang Kalapitung yg populer sakti dan memintanya untuk menculik Putri Purbaratna. 

Jonggrang Kalapitung Menculik Putri Rarang

Tentu saja itu yaitu hal gampang bagi siluman tersebut. Dengan gampang beliau menemukan kamar putri Rarang Purbaratna yg ketika itu sedang tertidur pulas. Namun begitu melihat kecantikan sang putri, Jonggrang Kalapitung jatuh hati. Alih-alih menculik sang putri untuk dibawa ke tempat Prabu Gajah Menggala, Jonggrang Kalapitung malah menyembunyikannya. 

Istana pun gempar alasannya yaitu Putri Rarang diculik. Prabu Panggung Keraton sangat murka mengetahui adiknya diculik. Dia mengutus patihnya pergi ke kerajaan Kuta Genggaleng untuk menemui Prabu Gajah Menggala yg diyakini sebagai dalang penculikan adiknya. Namun patihnya malah menemui simpulan hidup di tangan Prabu Gajah Menggala. Maka Prabu Panggung Keraton tetapkan untuk menghadapinya sendiri. Maka berangkatlah sang raja ke kerajaan Kuta Genggaleng. 

Prabu Panggung Keraton Mencari Putri Rarang

Sesudah Prabu Panggung Keraton bertemu Prabu Gajah Menggala, mereka pun bertarung hebat. Keduanya sama-sama sakti mandraguna. Berbagai jurus dan ilmu mereka keluarkan. Akhirnya menjelang sore, Prabu Gajah menggala yg sudah kelelahan sanggup dikalahkan oleh prabu Panggung Keraton. Karena sudah tidak berdaya, Prabu Gajah Menggala memohon ampun dan berjanji akan mengembalikan putri Rarang Purbaratna. Maka beliau pun segera menemui Jonggrang Kalapitung dan membawa kembali Putri Rarang Purbaratna ke negerinya. 

Akhirnya Jonggrang Kalapitung mengembalikan Putri Rarang ke istana kerajaan Dayeuh Manggung. Namun rupanya Jonggrang Kalapitung masih menyimpan rasa cinta kepada Putri Rarang Purbaratna. Maka beberapa bulan kemudian ketika sang putri sedang hamil tua, Jonggrang Kalapitung kembali menculiknya. Di perjalanan Putri Rarang melahirkan bayi kembar, sehingga Jonggrang Kalapitung tetapkan untuk merubah dirinya menjadi ular besar kemudian menelan sang putri sedangkan kedua bayi kembarnya ditinggalkan begitu saja di tengah hutan. 

Di istana kerajaan Dayeuh Manggung terjadi kehebohan alasannya yaitu Putri Rarang kembali diculik. Prabu Panggung Keraton segera mencari sang putri. Di tengah hutan sang prabu menemukan kedua bayi kembar tersebut. Ajaib sekali, meski masih bayi mereka sudah bis,a berlari-lari sehingga sang prabu pun maklum bahwa mereka bukan bayi sembarangan.

Kedua bayi kembar tersebut menyampaikan bahwa ibu mereka ditelan oleh ular besar. Maka mereka bertiga pun segera mengejar ular besar yg menelan Putri Rarang Purbaratna. Sesudah melalui perkelahian yg sangat seru, Jonggrang Kalapitung pun tewas tertebas keris pusaka Prabu Panggung Keraton. Akhirnya mereka berhasil mengeluarkan Putri Rarang Purbaratna yg ternyata masih hidup dari dalam perut ular siluman tersebut dan kemudian mereka kembali ke kerajaan Dayeuh Manggung. Sejak ketika itu mereka hidup senang tanpa gangguan dari pihak lain.

Referensi:
  1. Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
  2. Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Barat lainnya:

    Subscribe to receive free email updates: