Dahulu kala ada seorang perjaka berjulukan Lasmudin. Sudah cukup usang Lasmudin menyukai seorang perempuan berjulukan Mukdima anak dari Pak Mukdima. Lasmudin kemudian bertanya kepada orang-orang berilmu apakah namanya dengan nama Mukdima sang pujaan hati mempunyai paduan nama yg baik. Hasilnya, berdasarkan orang pintar, bahwa mereka mempunyai paduan nama yg baik dan akan memperoleh keberuntungan bila menikah nanti. Lasmudin sangat besar hati dengan keterangan dari orang berilmu tersebut.
Singkat kata, setelah berbisnis keras, akibatnya Lasmudin berhasil menikahi pujaan hatinya, Mukdima. Sesudah menikah, mereka tinggal di rumah orang renta Mukdima. Mertua Lasmudin sangat kesal dengan perilaku Lasmudin, dikarenakan Lasmudin tiap hari kerjanya hanya mem.buat boneka dari kain dan digantung di atas kawasan tidurnya, kemudian digerak-gerakkan. Sesudah boneka itu bergerak kemudian ditertawakan.
Pak Mukdima memanggil anaknya. “Nak, suamimu itu si Lasmudin, tiap hari kerjanya cuma bikin boneka-boneka dari kain terus digerak-gerakan dan tertawa-tawa sendiri. Bilanglah pada suamimu itu untuk bekerja membantu ayah menyabit rumput atau menyiangi tanaman. Kerjanya hanya makan dan main boneka saja. Biasanya kita habis tiga piring nasi, kini setelah ada si Lasmudin, menjadi empat piring nasi.” kata Pak Lasmudin pada anaknya.
Mukdima kemudian mendatangi suaminya. “Mas, bantulah pekerjaan ayah menyabit rumput atau menyiangi tanaman. Jangan cuma makan dan main-main boneka terus. Ayah tiap hari marah-marah, mas Lasmudin kerjanya cuma menghabiskan nasi.” kata Mukdima.
“Sudahlah dik, cuma makan nasi sepiring kan tidak seberapa. Paduan namsaya dan namamu baik. Kata orang kita akan mendapat keberuntungan. Kaprikornus tidak perlu susah payah bekerja. Cukup main boneka-boneka ini saja.” kata Lasmudin santai.
Mukdima kemudian memberikan balasan Lasmudin kepada ayahnya. Kontan, mertua Lasmudin sangat murka dengan balasan Lasmudin. “Mudah-mudahan ada gempa bumi dan si Lasmudin mati terkena reruntuhan rumah.” mertuanya mengomel.
Putri Raja Sakit
Sementara itu di istana kerajaan, putri raja tengah sakit. Raja sudah mendatangkan banyak tabib untuk mengobati putrinya, tapi sakit putrinya tidak kunjung sembuh. Suatu hari putri raja bermimpi bahwa ia melihat boneka-boneka lucu dari kain. Ia meminta ayahnya untuk mencarikan boneka-boneka kain tersebut. “Ayah, aku bermimpi melihat boneka-boneka lucu yg terbuat dari kain. Tolong carikan boneka-boneka itu untukku Ayah.” pinta putrinya.
Raja segera memerintahkan para prajuritnya untuk mencari boneka-boneka yg terbuat dari kain ke seluruh penjuru negeri. Namun tak ada seorang pun yg berhasil mendapatkannya.
Ada seorang tukang sapu mendatangi raja dan berkata bahwa ia pernah melihat boneka-boneka dari kain tersebut. “Ampun baginda, aku pernah melihat boneka-boneka yg terbuat dari kain. Tempatnya tidak jauh dari sini.”
Raja besar hati mendengar hal itu. Raja segera memerintahkan sang Patih dan para prajurit untuk mengantarkan si tukang sapu ke kawasan boneka-boneka kain itu berada.
Setibanya di rumah Lasmudin, Patih kerajaan kemudian bertanya kepada Pak Mukdima. “Benarkah di sini ada boneka-boneka dari kain?”
“Oh iya benar. Boneka-boneka dari kain itu dibentuk oleh menantu aku si Lasmudin. Orangnya pemalas. Bawalah aturan dia.” kata Pak Mukdima.
Sesudah melihat boneka-boneka milik Lasmudin, Patih kemudian memerintahkan para prajurit untuk membawa Lasmudin dengan boneka-bonekanya ke istana kerajaan.
“Syukurlah. Akhirnya si pemalas Lasmudin dieksekusi raja.” kata Pak Mukdima.
Paduan Nama Yang Baik Akan Membawa Keberuntungan
Setibanya di istana, boneka-boneka kain milik Lasmudin segera ditunjukkan kepada tuan putri. Melihat boneka-boneka tersebut, tuan Putri tertawa gembira. Tidak cukup usang kemudian tuan putri sakit dari sembuhnya.
Raja sangat bahagia alasannya putrinya sudah sembuh dari sakitnya. Atas jasa-jasa Lasmudin, raja kemudian menunjukkan Lasmudin hadiah-hadiah berupa emas 50 gram, sekantong uang, sekantong beras dan dua karung jagung. Para prajurit kemudian disuruh raja untuk mengantarkan Lasmudin ke rumahnya memakai kereta istana.
Tibalah Lasmudin di rumahnya memakai kereta istana, dikawal oleh prajurit kerajaan dan membawa banyak hadiah-hadiah dari raja. Lasmudin memanggil istrinya dan memintanya memberitahu mertuanya bahwa ia tiba membawa banyak hadiah dari raja. “Istriku, beritahu ayahmu kalau Aku tiba dengan membawa banyak hadiah uang dan emas dari raja.”
“Ayah, suamiku sudah kembali dari istana kerajaan dengan membawa hadiah uang dan emas.” Kata Mukdima kepada ayahnya.
“Apa? Tidak mungkin si Lasmudin pemalas itu mendapat hadiah uang dan emas dari raja.” Ayah Mukdima tidak percaya.
Para prajurit kerajaan kemudian menurunkan semua hadiah-hadiah dari kereta. Terbelalak mata Pak Mukdima melihat hadiah-hadiah tersebut. Akhirnya Pak Mukdima percaya bahwa Lasmudin mempunyai keberuntungan walaupun pemalas. Sejak ketika itu Pak Mukdima tidak pernah lagi marah-marah kepada Lasmudin. Demikianlah iktikad orang Madura ketika itu, bahwa paduan nama yg baik akan membawa keberuntungan.
Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
- Inu Kertapati
- Asal Usul Kota Banyuwangi
- Keong Emas
- Damar Wulan Dan Menakjingga
- Cindelaras
- Joko Dolog
- Asal Usul Nama Surabaya
- Aryo Menak
- Burung Gagak yg sombong
- Buah Jeruk Emas
- Asal Mula Ayam Hutan
- Orang desa Tingan dilarang berjodohan dengan orang desa Kapal
- Kyai Bonten dan Ki Jalono
- Irapati dan Seekor Buaya
- Orang Desa Tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
- Asal Mula Kata Babah
- Asal Mula Pohon Jati Besar-Besar
- Burung Gelatik dan Burung Betet
- Asal mula mengapa sungai berkelok-kelok
- Sandhekala
- Hai hai aku sudah tahu
- Pak Mendong dan Mbok Mendong
- Paduan Nama yg Baik
- Benda Ajaibnya Kucing
- Menantu Pak Kyai