Si Kancil yakni binatang di hutan yg populer cerdik. Ia bisa menipu binatang-binatang buas menyerupai harimau & buaya. Hal tersebut mem.buatnya menjadi sombong. Ia merasa tak ada binatang lain di hutan sanggup menandingi kecerdikannya. Berikut ini dongeng si kancil dan siput yg menceritakan lomba lari dengan siput.
Di suatu hari yg cerah, Si Kancil tengah berjalan-jalan di hutan. Kemudian ia berjalan ke atas bukit sebab ingin melihat seisi hutan dari atas. Setibanya di atas bukit, sambil membusungkan dadanya, ia berteriak “Wahai penghuni hutan, aku yakni Si Kancil, binatang paling pintar. Tak ada binatang lain di hutan bisa menandingi kecerdikanku.”
Sejumlah binatang di hutan menyerupai kera, kumbang, burung & binatang lainnya, merasa sebal dengan teriakan Si Kancil, namun mereka tidak memperdulikannya.
Sesudah puas berteriak diatas bukit, Si Kancil kemudian berjalan menuruni bukit hingga hasilnya tibalah ia di sebuah sungai. Saat berjalan menyusuri sungai, ia melihat seekor siput.
“Hai Kancil, hendak pergi kemanakah engkau?” tanya siput pada kancil.
“Hai juga Siput, aku hanya sedang ingin berjalan-jalan saja.” kata kancil hirau tak acuh.
“Sepertinya engkau tengah bergembira Kancil, tadi aku dengar engkau berteriak-teriak di atas bukit.” tanya siput lagi.
“Ya, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku yakni binatang paling pandai disini.” jawab kancil.
“Hmm, kau salah cil, Akulah binatang paling pandai di hutan ini.” jawab siput.
“Apa? Yang benar saja kau siput. Tubuhmu saja kecil begitu, mana bis,a kau lebih pandai dari aku siput.” Kancil menjawab sedikit emosi.
“Kamu meremehkan aku kancil, hanya sebab tubuhku kecil. Bagaimana kalau aku tantang engkau lomba lari denganku. Percayalah, Engkau tak akan menang lomba lari melawanku.” tantang siput.
“Ha ha ha....siput, siput. Tubuhmu kecil begitu mau menantangku lomba lari. Baiklah kalau begitu maumu. Bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?” kata Kancil.
“Baiklah Kancil. Besok pagi aku tunggu disini untuk lomba lari. Aku akan mengalahkanmu Kancil.” kata siput lagi.
Si Kancil Dan Siput Lomba Lari
Sesudah Si Kancil pergi, siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta dukungan teman-temannya untuk mengalahkan Si Kancil sombong pada lomba lari esok hari. Siput meminta teman-temannya biar menunggu di sepanjang jalur lomba lari. Ia juga berpesan biar teman-temannya menjawab panggilan Si Kancil jikalau ia memanggilnya.
Keesokan harinya, cuaca sangat cerah. Si Kancil segera bangkit dari tidurnya, kemudian berjalan menuju daerah siput untuk melsayakan lomba lari. Ia yakin akan mengalahkan siput kecil dengan mudah. Sementara itu, teman-teman siput sudah siap menunggu di sepanjang jalur lomba lari.
“Hai siput, apa engkau sudah siap untuk lomba lari denganku?.” tanya kancil pada siput setibanya ia di daerah lomba.
“Tentu kancil. Aku sudah siap bertanding lari denganmu. Mari kita mulai saja lomba lari ini.” jawab siput.
Keduanya kemudian mengambil posisi untuk melsayakan lomba lari. Sesudah hitungan ketiga, lomba lari pun dimulai. Keduanya berbisnis berlari kencang sesuai kemampuan masing-masing. Si Kancil tentu saja berlari dengan sangat cepat pergi jauh meninggalkan siput di belakangnya. Si Kancil berlari sambil tertawa geli. Ia berpikir, bagaimana mungkin siput kecil itu akan menang lomba lari dengannya.
Sesudah sekian cukup usang berlari, Si Kancil berhenti sejenak. Ia menengok ke belakang dan berkata, “Hai siput! Dimanakah engkau? Baru beberapa menit berlari engkau sudah tertinggal jauh dariku.” kata Si Kancil dengan sombongnya. Ia berpikir siput sudah kalah.
“Hai Kancil! Aku disini di depanmu. Kenapa berhenti kancil? Apa engkau sudah lelah berlari?” jawab sahabat siput yg memang sudah dari tadi menunggu disitu.
Si Kancil merasa kaget. Bagaimana mungkin siput sudah ada di depannya. Ia tidak tahu bahwa siput di depannya bekerjsama yakni sahabat si siput. Ia kemudian kembali berlari dengan kencang untuk mengalahkan siput. Ia yakin kali ini siput tidak akan bisa mengejarnya. Sesudah yakin berada jauh dari daerah tadi, ia kembali berhenti sejenak & berkata, “Hai siput kecil! Sekarang engkau dimana? Pasti Engkau masih jauh di belakangku.”
“Aku di depanmu kancil. Ada apa kancil engkau terus-menerus memanggilku? Apa engkau sudah merasa lelah. Bilang saja kalau sudah ingin menyerah.” kata sahabat siput yg menerima kiprah menunggu di bersahabat lokasi tersebut.
“Apa menyerah? Sembarangan kau siput. Aku tak akan menyerah. Aku berhenti hanya untuk memastikan bahwa engkau masih bisa menandingi kecepatanku.” jawab Si Kancil. Ia kemudian segera berlari sekencang-kencangnya biar siput tidak bisa mengejarnya. Si Kancil merasa sangat heran, bagaimana tipsnya siput selalu berada di depannya. Padahal siput yakni binatang lambat.
Hal ini terus berulang. Setiap kali kancil menanyakan posisi siput, siput niscaya sudah ada di depannya. Dan Si Kancil akan berlari lebih kencang dari sebelumnya. Sampai menjelang garis finish, Si Kancil sudah merasa kelelahan sebab selalu berbisnis berlari lebih kencang. Namun ia merasa besar hati sebab garis finish sudah di depan mata. Si Kancil sangat yakin akan memenangkan pertandingan lari.
Si Kancil Kalah Lomba Lari
Tinggal beberapa langkah dari garis finish, tiba-tiba terdengar bunyi siput memanggilnya. “Hai Kancil! Kenapa engkau cukup usang sekali gres tiba? Aku sudah dari tadi sampai. Sudah aku bilang kan? Bahwa aku akan menang lomba lari denganmu?” kata siput.
Mendengar bunyi siput tersebut, Si Kancil merasa menyerupai disambar petir. Ia betul-betul tidak percaya bis,a dikalahkan oleh siput. Ia kemudian terduduk kerena merasa sangat lelah. “Aku tak percaya engkau bis,a menang lomba lari denganku siput.” kata kancil lirih.
“Makanya engkau jangan jadi binatang sombong Kancil. Engkau memang binatang pintar, tetapi aku lebih pandai & pandai darimu.” kata siput.
“Engkau benar siput. Aku secukup usang ini terlalu sombong sebab merasa bisa mengakali binatang-binatang buas menyerupai Harimau dan Buaya. Ternyata engkau lebih pandai dariku. Terima kasih siput sudah memberiku pelajaran.” kata kancil.
Referensi:
- Purnomo, S.Pd, Hadi. 2013. Kumpulan . Yogyakarta: Tugu Publisher.
- Sukmawan. Sony. Representasi Budaya Jawa Dalam Dongeng Si Kancil (Sebuah Kajian budaya).
Jika anda menyukai dongeng Si Kancil ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga Dongeng Si Kancil lainnya:
- Kancil mencuri timun
- Kancil menipu buaya
- Cerita kancil dan harimau
- Kancil dan sapi
- Dongeng kancil dan siput
- Dongeng Si kancil dan ayam merak
- Si Kancil dan kerbau dungu