Menimbang Gajah yakni sebuah dongeng anak dari negeri Tiongkok. Alkisah, Raja India & Kaisar Tiongkok saling berkunjung. Mereka juga saling bertukar hadiah. Raja India menawarkan hadiah berupa seekor gajah. Kaisar Tiongkok menjadi merasa resah hendak menawarkan hadiah apa yg sebanding dengan gajah kepada Raja India. Kaisar Tiongkok tidak tahu seberapa berat gajah tersebut.
Kaisar Tiongkok kemudian mem.buat sayembara untuk menimbang berat gajah. “Siapa bisa menimbang gajah, maka Ia akan kuberi hadiah sangat banyak.”
Rakyat Tiongkok berduyun-duyun mengikuti sayembara menimbang gajah sebab tertarik dengan hadiah besar dari Raja mereka. Namun tidak ada seorang pun bisa menimbang berat gajah tersebut. Sampai balasannya putra mahkota Kaisar Tiongkok tiba menghadap ayahandanya. Ia menyampaikan bahwa Ia tahu tips menimbang gajah. Putra mahkota Kaisar Tiongkok masih berusia 7 tahun.
“Ayahanda, Ananda tahu bagaimana tipsnya menimbang gajah.” kata putra mahkota.
Kaisar Tiongkok bergotong-royong merasa geli mendengar putranya merasa mampu menimbang gajah. Karena rasa cinta pada putranya, Kaisar Tiongkok mau mendengar tawaran putra kecilnya. “Bagaimana tipsnya menimbang gajah wahai putrsaya?” tanya Kaisar Tiongkok.
“Ayah sediakan bahtera besar di sungai. Naikkan gajah kedalam perahu. Berilah tanda di cuilan luar perahu, semoga kita bis,a mengetahui seberapa banyak cuilan bahtera masuk ke dalam air. Selanjutnya, keluarkan gajah. Selanjutnya, Ayah masukkan kerikil bata ke dalam bahtera hingga tubuh bahtera masuk ke dalam air sungai hingga batas air gajah tadi. Selanjutnya Ayah bis,a menimbang jumlah kerikil bata di atas perahu. Berat kerikil bata tersebut sama dengan berat gajah.” jawab Putra Mahkota.
Kaisar Tiongkok dengan seisi istana sangat takjub dengan kecerdasan sang putra mahkota. Padahal Sang Putra Mahkota masih berusia 7 tahun. Kaisar Tiongkok balasannya mengsayai kecerdasan putranya. Ia segera memerintahkan prajurit istana untuk menimbang gajah memakai tips dari tawaran putra mahkota.
Referensi:
Jika anda menyukai kisah anak ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga dongeng anak lainnya:Referensi:
- Damayanti, Astri, 2014, Dongeng Klasik 5 Benua, Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.
- Asal Mula Kelompen, kisah anak Belanda
- Putri Tidur, kisah anak Prancis
- Rusa Bermata Biru, kisah anak Amerika
- Putri Duyung Sirena, kisah anak Guam
- Menimbang Gajah, kisah anak Tiongkok
- Asal Mula Rodeo, kisah anak Amerika
- Raja Bertanduk, kisah anak Filipina
- Pemburu dan Burung Snipe, kisah anak Norwegia
- Air Mata Putri Tislet, kisah anak Maroko
- Pemburu dan Gorila, kisah anak Kongo
- Kisah Momotaro, kisah anak Jepang
- Asal Mula Danau Narran, kisah anak Australia
- Kisah Alibaba, kisah anak Iran
- Asal Mula Pohon Kelapa, kisah anak Chamorro
- Pohon Kacang Ajaib, kisah anak Inggris
- Murid-Murid Guru Gampar, kisah anak Malaysia
- Khek Dan Keledai, kisah anak Kamboja
- Ikan Untuk Raja, kisah anak Irak
- Asal Mula Singapura, kisah anak Singapura
- Penyebab Air Laut Asin, kisah anak Korea
- Guru Goso, kisah anak Tanzania
- Beruang Menari, kisah anak Jerman
- Urashima Taro, kisah anak Jepang
- Matahari dan Angin, kisah anak Amerika
- Berebut Kue, kisah anak Nigeria
- Tigran dan Ikan Kecil, kisah anak Armenia
- Si Kepala Tebal, kisah anak Kanada
- Pelikan Desa Kabrau, kisah anak Afrika Tengah