Raja Bertanduk berasal dari negara Filipina. Dahulu kala, di sebuah kerajaan di Filipina, ada seorang raja sangat kejam. Sang Raja populer sering marah-marah & memaki-maki rakyatnya memakai kata-kata kasar. Hingga suatu hari, raja tengah berjalan-jalan di luar istana kerajaan. Karena emosi, Raja memaki-maki seorang nenek bau tanah penyihir. Raja merasa sangat murka alasannya nenek penyihir berani melawannya.
“Engkau seorang Raja jahat dan kasar! Kata-katamu hanya pantas diucapkan oleh seekor binatang.” kata nenek bau tanah penyihir. Sesudah menyampaikan kalimat kutukan, nenek bau tanah penyihir menghilang entah kemana.
Sesudah nenek penyihir menghilang, Raja kemudian pulang ke istana kerajaan sambil marah-marah memaki si nenek bau tanah penyihir. Tanpa disadarinya, dikala marah-marah, di kepala raja tumbuh sepasang tanduk.
Sesampainya di istana, Raja sangat tekejut melihat sepasang tanduk tumbuh di kepalanya. Raja segera memanggil tukang cukur istana. Raja kemudian memerintahkanya untuk memotong sepasang tanduk di kepalanya.
“Maaf Raja, Hamba seorang tukang cukur rambut, Hamba tak mampu memotong tanduk Raja.” jawab tukang cukur kepada Raja.
“Baiklah. Engkau pergilah. Tapi awas! Jangan hingga ada orang lain mengetahui wacana kedua tandukku. Jika ada orang yg mengetahuinya, Engkau akan Aku beri hukuman.” ancam Raja kepada tukang cukur.
Tukang cukur berjanji kepada Raja, bahwa Ia akan menjaga rahasia. Ia pun pergi meninggalkan Raja. Awalnya tukang cukur istana bisa menjaga belakang layar mengenai tanduk raja. Namun, seiring waktu, tanpa sengaja tukang cukur menceritakan wacana tanduk raja pada seorang pejabat istana. Dengan cepat gosip tumbuhnya sepasang tanduk Raja menyebar di istana, hingga karenanya menyebar ke seluruh kerajaan.
Sementara itu Raja merasa sangat malu dengan kondisinya. Makin cukup usang tanduknya semakin panjang. Sepasang tanduk Raja hingga hampir menutupi wajahnya. Semua bentuk pengobatan sudah dicoba oleh Raja, namun tidak ada satupun berhasil. Akhirnya, Sang Raja tak pernah lagi keluar dari istana. Rakyat kerajaan pun menjadi gempar dengan tidak pernah tampilnya Raja mereka di depan umum.
Hingga suatu malam, alasannya tidak mampu menanggung malu, Sang Raja memutuskan untuk pergi dari istana menuju hutan. Ia mengajak permaisurinya untuk tinggal di hutan meninggalkan tahta kerajaan juga rakyatnya. Sang Raja karenanya tinggal menyendiri di hutan. Raja sangat meratapi semua perbuatannya.
Referensi:
Jika anda menyukai dongeng anak ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga dongeng anak lainnya:Referensi:
- Damayanti, Astri, 2014, Dongeng Klasik 5 Benua, Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.
- Asal Mula Kelompen, dongeng anak Belanda
- Putri Tidur, dongeng anak Prancis
- Rusa Bermata Biru, dongeng anak Amerika
- Putri Duyung Sirena, dongeng anak Guam
- Menimbang Gajah, dongeng anak Tiongkok
- Asal Mula Rodeo, dongeng anak Amerika
- Raja Bertanduk, dongeng anak Filipina
- Pemburu dan Burung Snipe, dongeng anak Norwegia
- Air Mata Putri Tislet, dongeng anak Maroko
- Pemburu dan Gorila, dongeng anak Kongo
- Kisah Momotaro, dongeng anak Jepang
- Asal Mula Danau Narran, dongeng anak Australia
- Kisah Alibaba, dongeng anak Iran
- Asal Mula Pohon Kelapa, dongeng anak Chamorro
- Pohon Kacang Ajaib, dongeng anak Inggris
- Murid-Murid Guru Gampar, dongeng anak Malaysia
- Khek Dan Keledai, dongeng anak Kamboja
- Ikan Untuk Raja, dongeng anak Irak
- Asal Mula Singapura, dongeng anak Singapura
- Penyebab Air Laut Asin, dongeng anak Korea
- Guru Goso, dongeng anak Tanzania
- Beruang Menari, dongeng anak Jerman
- Urashima Taro, dongeng anak Jepang
- Matahari dan Angin, dongeng anak Amerika
- Berebut Kue, dongeng anak Nigeria
- Tigran dan Ikan Kecil, dongeng anak Armenia
- Si Kepala Tebal, dongeng anak Kanada
- Pelikan Desa Kabrau, dongeng anak Afrika Tengah