Berikut Pak Lebai justru merasa kebingungan. Ia ingin menghadiri permintaan di pecahan hulu sungai sebab kuliner orang pecahan hulu sungai populer lezat. Sementara itu, ia ingin pula menghadiri permintaan di hilir sungai sebab ingin merasakan daging kerbau.
Keesokan harinya, Pak Lebai mengayuh sampannya untuk menghadiri kenduri di hulu sungai. Ia tetapkan berangkat ke kenduri di hulu sungai sebab kuliner orang hulu sungai populer lebih enak. Namun gres setengah perjalanan ia berubah pikiran sebab ingin merasakan daging kerbau. Pak Lebai kemudian berbalik arah mengayuh sampannya menuju kenduri di hilir sungai.
"Sudah cukup usang aku tidak makan daging kerbau. Biar aku ke hilir saja." gumam Pak Lebai.
Sesampainya di hilir, Pak Lebai melihat beberapa tamu mendayung sampan mereka hendak pulang.
"Hai bagaimana kenduri disini?" tanya Pak Lebai kepada para tamu tersebut saat berpapasan.
"Kerbau yg disembelih disini sangat kurus Pak Lebai. Dagingnya sedikit." jawab para tamu tersebut.
Mendengar hal tersebut Pak Lebai segera berbalik arah menuju kenduri di hulu sungai. Karena hari sudah mulai sore, Pak Lebai mempercepat laju perahunya biar tidak ketinggalan kenduri di hulu. Sesampainya di hulu sungai, Pak Lebai melihat para tamu sudah bersiap untuk pulang. Mereka menyampaikan bahwa kenduri sudah usai. Akhirnya Pak Lebai kecewa, sebab keserakahannya ia malah tidak bis,a menghadiri kedua kenduri tersebut.
Referensi:
Referensi:
- Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
- Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya: