Menurut Aji Saka menggelar surbannya. Anehnya. Surban miliknya terus meluas dan meluas hingga menutupi seluruh Medang Kemulan. Dewata Cengkar sangat murka alasannya merasa sudah ditantang.
“Kurang asuh kamu anak muda! Ternyata kamu ingin menantangku.” Raja Dewata Cengkar segera menyerangnya. Namun surban yg sudah meluas, menutupi badan Dewata Cengkar dan menggulungnya hingga hilang di pantai selatan yg berombak besar. Dewata Cengkar pun tewas seketika.
Kabar janjkematian Raja bengis Dewata Cengkar tersebar luas. Seluruh rakyat Medang Kemulan sangat bergembira. Rakyat Medang Kemulan kemudian mengangkat Aji Saka menjadi Raja. Aji Saka sekarang memerintah Kerajaan Medang Kemulan dengan bakir bijaksana.
Pertarungan Dora Dan Sembada
Sesudah menjadi raja, Aji Saka kemudian teringat kerisnya yg ia titipkan pada Sembada di Pegunungan Kendeng. Ia kemudian menyuruh pengawalnya Dora untuk mengambil keris pusakanya yg dipegang Dora.
Dora segera pergi ke Pegunungan Kendeng untuk mengambil keris pusaka milik Raja. Sesampainya di Pegunungan Kendeng, Dora bertemu Sembada. Mereka berdua saling melepas rindu. Dora menceritakan bahwa Aji Saka sudah menjadi raja Medang Kemulan. Sembada merasa bahagia mendengarnya. Dora kemudian menyampaikan bahwa maksud kedatangannya ialah untuk mengambil keris pusaka milik tuan mereka. Tapi Sembada menolaknya alasannya Aji Saka berpesan bahwa yg boleh mengambil keris pusaka ialah ia sendiri. Mereka berdua akibatnya langgar memperebutkan keris pusaka. Pertarungan berlangsung sengit alasannya keduanya sama-sama sakti mandraguna. Akhirnya mereka berdua meninggal alasannya bertarung.
Di Medang Kemulan, Raja Aji Saka gelisah menunggu kedatangan Dora. Ia teringat pernah berpesan pada Sembada biar tidak menyerahkan keris pusakanya pada siapapun kecuali pada dirinya. Karena kuatir terjadi hal-hal yg tidak diinginkan, Aji Saka segera menyusul ke Pegunungan Kendeng. Namun terlambat, sesampainya disana, ia menemukan dua jasad pengawalnya, Dora & Sembada, terbujur ksaya. Aji Saka merasa bersalah dan sangat sedih. Untuk menghormati kesetiaan kedua pegawalnya, ia kemudian membuat abjad jawa yg menceritakan kesetiaan dan pertarungan dua pengawalnya.
Referensi:
- Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
- Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Tengah lainnya:
- Legenda Rawa Pening
- Legenda Aji Saka
- Legenda Kawah Sikidang
- Ande-Ande Lumut
- Jaka Tarub
- Timun Mas
- Asal Mula Nama Kota Salatiga
- Legenda Baturaden
- Asal Mula Kanjeng Ratu Kidul
- Asal Mula Nama Lemah Gempal
- Asal Usul Gunung Merapi