Alkisah hidup sebuah keluarga yg dikenal sebagai keluarga yg sabar, Pak Sabar dan Bu Sabar. Kehidupan mereka sangatlah miskin. Saking miskinnya mereka kerapkali sehari dua hari tidak makan alasannya yakni tidak mempunyai uang untuk membeli makanan. Namun demikian, mereka tidak mengeluh dan tetap sabar dalam menjalani kehidupan.
Di suatu hari, Pak Sabar dan Bu Sabar berembug untuk meminjam uang kepada saudaranya yg berjulukan Bu Mellas. “Bu, cobalah pinjam uang kepada Bu Mellas. Kita sudah dua hari tidak makan.” kata Pak Sabar kepada istrinya.
“Baiklah Pak, Aku akan ke rumah Bu Mellas untuk meminjam uang.” kata Bu Sabar. Ia kemudian pergi menuju rumah Bu Mellas.
Setibanya di rumah Bu Mellas, Bu Sabar eksklusif mengutarakan permintaannya untuk meminjam uang kepada Bu Mellas. “Bu Mellas, begini lo, kita sudah dua hari ini belum makan. Tolong pinjamkan kita uang seratus atau dua ratus rupiah untuk membeli makanan.”
“Oh baiklah. Ini ada seratus rupiah saja.” kata Bu Mellas.
“Terima kasih Bu Mellas atas bantuannya.” Bu Sabar mengucapkan terima kasih pada Bu Mellas kemudian ia pamit pulang.
Bu Sabar Membeli Anjing
Bu Sabar kemudian pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan orang yg menyeret-nyeret seekor anjing. Bu Sabar merasa kasihan dengan anjing itu. “Kenapa dengan anjing itu? Kenapa kau seret-seret?” tanya Bu Sabar pada orang itu.
“Anjing ini peliharaan aku tapi mau aku buang. Kerjanya cuma bis,a makan saja. Tidak bis,a menjaga rumah.” jawab orang tersebut.
“Aduh jangan dibuang kasihan. Biar aku beli saja seratus rupiah bagaimana?” kata Bu Sabar.
Orang tersebut sepakat menjual anjingnya kepada bu Sabar seharga seratus rupiah. Bu Sabar kemudian membawa pulang anjing tersebut ke rumahnya.
“Mana uang pinjaman dari bu Mellas dik? Anjing siapa yg kau bawa itu?” tanya suaminya.
“Uang pinjaman dari ibu Mellas sebanyak seratus rupiah aku belikan anjing ini. Kasihan anjing ini mau dibuang oleh pemiliknya jadi aku beli saja.” ka Bu Sabar.
“Ya sudahlah tidak apa-apa. Taruh saja anjing itu di bawah langgar.” Pak Sabar tidak murka walaupun kondisi mereka sudah tidak punya uang. Anjing itu kemudian ditaruh di bawah langgar. Kerjanya hanya menyalak saja tidak diberi makan dan minum.
Bu Sabar Membeli Kucing
“Bu, pinjamlah lagi uang pada Bu Mellas untuk membeli makanan. Kita harus makan.” kata Pak Sabar.
Bu Sabar kemudian pergi kembali ke rumah Bu Mellas untuk meminjam uang. Bu Mellas kemudian meminjamkan uang seratus rupiah. Kembali, di tengah perjalanan pulang, Bu Sabar melihat seseorang yg tengah menyeret seekor kucing. “Mau diapakan kucing itu diseret-seret? Kan kasihan.” tanya Bu Sabar.
“Oh kucing ini akan aku buang alasannya yakni sering mencuri ikan.” kata orang tersebut.
Karena merasa kasihan, Bu Sabar kemudian memperlihatkan untuk membeli kucing itu. “Sudahlah, daripada kau buang kasihan, kucing itu aku beli saja seharga seratus rupiah bagaimana?” Orang itu sepakat menjual kucingnya seharga seratus rupiah. Maka pulanglah Bu Sabar ke rumah tanpa membawa uang tapi dengan membawa kucing itu.
Setibanya di rumah, Bu Sabar memberitahu suaminya bahwa uang pinjaman dari Bu Mellas sebanyak seratus rupiah sudah dibelanjakan untuk membeli kucing. “Tadi di jalan aku kasihan melihat kucing hendak dibuang oleh pemiliknya. Makara aku beli saja dengan uang pinjaman dari Bu Mellas.”
“Ya sudah, tidak apa-apa.” jawab suaminya dengan sabar.
Benda Ajaibnya Kucing
Pada malam hari, Bu Sabar membangunkan suaminya biar mengantarkannya buang air kecil. Saat keluar dari serambinya, Bu Sabar melihat sebuah benda aneh berbentuk bundar dan bersinar. “Pak benda apa itu yg bundar bersinar.” kata Bu Sabar pada suaminya.
“Oh itu mungkin itu Gumalana Kucing (benda ajaibnya kucing). Mari kita coba keajaibannya.” kata suaminya. Mereka kemudian menyusun benda bundar bersinar itu dengan kemenyan. Kemudian mereka memohonkan uang dan emas. Ajaib! Keluarlah uang dan emas yg banyak. Keduanya merasa besar hati tidak terkira. Dengan uang dan emas tersebut mereka bis,a membeli kuliner yg banyak.
Timbullah pandangan gres biar dibentuk satu lagi benda yg serupa. Makara masing-masing Pak Sabar dan Bu Sabar bis,a memakai benda gila itu. Maka pergilah mereka ke tukang emas Akhmad. Sesudah bernegosiasi, balasannya mereka sepakat bahwa tukang emas Akhmad akan mem.buatkan tiruan benda gila itu dengan biaya sebesar lima puluh ribu rupiah dengan cukup usang pengerjaan secukup usang satu minggu. Benda ajaibnya kucing yg orisinil diberikan pada tukang emas Akhmad sebagai contoh. Pulanglah Pak Sabar dan Bu Sabar ke rumah.
Satu ahad kemudian, Bu Sabar tiba ke tukang emas Akhmad untuk mengambil benda gila kucing tiruan bedan aslinya. Sesudah mendapat kedua benda gila itu, Bu Sabar segera pulang dan memberikannya pada Pak Sabar. Mereka berdua kemudian mencoba kedua benda gila tersebut dengan meminta uang dan emas. Namun tidak terjadi apa-apa. Keduanya menjadi bingung. Rupanya benda ajaibnya kucing yg orisinil disimpan oleh tukang emas akhmad dan ditukar dengan tiruan.
Kucing dan Anjing ke Rumah Tukang Emas
Kucing mengintip dari balik pintu. Si Kucing merasa kasihan dengan majikannya yg kena tipu tukang emas Akhmad. Si kucing kemudian mengajak si Anjing untuk mengambil benda ajaibnya di rumah tukang emas Akhmad. Sesampainya di rumah tukang emas Akhmad, muncul seekor tikus. Kucing segera menangkap tikus dan mengancamnya akan memakannya. Si tikus memohon ampun dan berjanji akan membantunya mengambil benda gila miliknya. Si tikus kemudian mengajak kawan-kawannya untuk melubangi peti milik tukang emas Akhmad. Sesudah berlubang besar, anjing menyalak dengan kerasnya untuk memancing tukang emas Akhmad keluar. Tukang emas Akhmad murka dan keluar untuk mengusir anjing. Pada ketika itulah kucing cepat-cepat mengambil benda gila miliknya.
Di perjalanan pulang, si anjing menjatuhkan benda ajaibnya kucing ke sungai kemudian ia melarikan diri. Kucing murka dengan kelsayaan anjing tapi ia tidak bis,a berbuat apa-apa. Akhirnya kucing hanya bis,a menunggu di bawah daun-daunan. Tiba-tiba lewatlah seekor belekok. Kucing menangkap belekok dan mengancamnya akan memakannya. Belekok memohon ampun pada kucing dan berjanji bahwa ia akan membantu kucing. Maka disuruhlah si belekok untuk mengambil benda bundar berkilauan di dasar sungai. Tanpa kesulitan, si belekok berhasil mengambil benda ajaibnya kucing dari dasar sungai kemudian menyerahkannya pada si kucing. Kucing tentu saja merasa amat bahagia dan segera pulang ke rumah majikannya.
Setiba di rumah majikannya, kucing segera menyerahkan benda gila itu kepada Pak Sabar dan Bu Sabar yg ketika itu tengah berada di serambi. Mereka berdua sangat bahagia alasannya yakni benda gila itu sudah ditemukan. Sejak ketika itu kehidupan Pak Sabar dan Bu Sabar tidak pernah lagi kekurangan uang. Kucing sangat disayg oleh Pak Sabar dan Bu Sabar, sedangkan anjing tidak pernah kembali ke rumah majikannya. Demikianlah cerita rakyat Jawa Timur perihal benda ajaibnya kucing.
Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jika anda menyukai dongeng rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media umum atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
- Inu Kertapati
- Asal Usul Kota Banyuwangi
- Keong Emas
- Damar Wulan Dan Menakjingga
- Cindelaras
- Joko Dolog
- Asal Usul Nama Surabaya
- Aryo Menak
- Burung Gagak yg sombong
- Buah Jeruk Emas
- Asal Mula Ayam Hutan
- Orang desa Tingan dihentikan berjodohan dengan orang desa Kapal
- Kyai Bonten dan Ki Jalono
- Irapati dan Seekor Buaya
- Orang Desa Tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
- Asal Mula Kata Babah
- Asal Mula Pohon Jati Besar-Besar
- Burung Gelatik dan Burung Betet
- Asal mula mengapa sungai berkelok-kelok
- Sandhekala
- Hai hai aku sudah tahu
- Pak Mendong dan Mbok Mendong
- Paduan Nama yg Baik
- Benda Ajaibnya Kucing
- Menantu Pak Kyai